Showing posts with label Traveling. Show all posts
Showing posts with label Traveling. Show all posts

Hari ketiga : Cyeonggyechon Stream, Namdaemun Market, Itaewon, Yeouido Park, Hangang River

1 comments
06 April 2015

Cyeonggyechon Stream
Awalnya ini Cyeonggyechon Stream nggak masuk jadwal, tapi karena hari itu tempat yang kami kunjungi tidak begitu banyak kami memutuskan untuk mampir sebentar ke area ini. Foto di brosur dan internet yang cukup meyakinkan membuat kami memutuskan untuk memasukkan Cyeonggyechon Stream sebagai salah satu tujuan kami. Cyeonggyechon Stream dikenal sebagai salah satu kawasan pedestarian yang ada di tengah kota. 

Cara kesana dari penginapan kami adalah sebagai berikut :
Line 2 : Hongik University – Sinchon – Ehwa University – Ahyeon – Cheungjongno – City Hall – Eujiro il ga – Eujiro Sam Ga

Berdasarkan petunjuk yang ada di peta dari setasiun Eujiro 3(Sam) Ga kami berjalan lurus keluar dari pintu 4 atau 5, dan kemudian inilah yang kami temukan :
Cyeonggyechon Stream
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami, entah ini memang Cyeonggyechon Stream atau kami yang nyasar kami juga tak tahu karena yang paling penting rasa penasaran kami sudah terpenuhi. Mungkin saja karena kami datang di awal musim semi dimana tumbuhan disini belum begitu menghijau sehingga mempengaruhi view.

Namdaemun Market
Jumlah pasar di Seoul cukup banyak, Namdaemun Market adalah salah satu yang terkenal di telinga para turis termasuk turis Indonesia. Harga Namdaemun Market cukup murah sehingga tempat ini dijadikan salah satu tujuan untuk mencari oleh-oleh atau cendera mata. Kami berjalan dari ujung ke ujung pasar, sempat masuk ke beberapa bagian ruko dan menemukan banyak pakaian anak kecil.Ternyata di dalam pasar kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah untuk cendera mata, di gedung berwarna orange yang ditunjukkan oleh petugas informasi.
Bangunan warna orange yang ditunjukkan petugas informasi
Saat memilih-milih cendera mata, kami bertemu dengan seorang biarawati dari Italia. Beliau takjub melihat pakaian saya yang mungkin menurutnya sama dengannya. Di akhir belanja kami, ia bertanya dari mana kami berasal dan sebelum berpisah ia memeluk saya dengan erat dan memberikan sebuah kecupan. Rasanya ingin mrebes mili karena teringat almarhum mbah, kebetulan sehari sebelumnya di Namsam Tower saya menulis sesuatu untuk mbah yang selalu mendukung mimpi-mimpi saya termasuk mimpi jalan-jalan ke Korea. 


Itaewon

Menjelang sore hari kami melanjutkan perjalanan ke Itaewon dengan rute sebagai berikut :
Line 4 : Hoehyeon – Myeongdong – Chungmuro (Transit Line 3)
Line 3 : Chungmuro – Dongguk Univ. – Yaksu (Transit Line 6)
Line 6 : Yaksu – Beotigogae – Hangangjin – Itaewon

Masjid Itaewon
Tujuan pertama kami di Itaewon adalah masjid Itaewon yang terkenal, selain penasaran kebetulan saya juga belum solat dhuhur yang akan dijamak dengan ashar sehingga kami langsung mencari masjid saat itu juga. Alhamdulillah meskipun teman seperjalanan saya ini berbeda ia sangat toleran dan membantu saya mencari masjid. Setelah melihat peta dan bertanya ke orang sekitar akhirnya kami menemukan masjid Itaewon. Waktu solat ada beberapa jamaah yang sedang berdiskusi dengan imam atau penjaga masjid. Mereka sepertinya adalah orang Korea yang sedang belajar tentang islam, nah saya sempat nguping dan sepertinya imam masjid tersebut adalah orang Indonesia. Selain mereka saya juga berpapasan dengan beberapa orang Malaysia yang juga mampir ke masjid Itaewon.

Salah satu cafe yang ada di Itaewon, menarik bukan?
Setelah ke Masjid kami melanjutkan misi kami untuk bisa makan masakan Korea asli. Kami memilih Itaewon agar saya bisa makan dengan tenang, akhirnya kami memilih Muree. Artikel selengkapnya bisa dibaca disini. Itaewon terkenal dengan keanekaragamannya, banyak pendatang dan turis tinggal disini sehingga banyak tempat nongkrong yang bisa kita kunjungi. Saya menemukan cafe yang menarik tampilannya, sayang kami sudah kenyang dan harus melanjutkan perjalanan.

Yeouido Park, Hangang River


Rencana kami di Yeouido adalah menikmati bunga Sakuran dan berencana untuk naik kapal ferry (cruise) di Yeounaru, teman seperjalanan saya sangat ngidam untuk naik kapal di Hangang River (sayapun demikian). Akhirnya kami sampai di Yeouide Park dan menyewa sepeda seharga 3000 won, kami berkeliling naik sepeda menikmati taman di tengah kota. Penataan Yeouide Park sangat bagus, ada pemisahan antara pejalan kaki dan yang naik sepeda. Beberapa kali ke taman bermain menemukan bahwa alas taman bermain adalah matras yang empuk, sehingga ketika anak-anak jatuh tidak akan terasa sakit begitu juga di Yeouide Park untuk pejalan kaki tracknya adalah matras sementara untuk yang naik sepeda aspal biasa.


Bunga sakura sepanjang jalan benar-benar indah ditambah lagi sepeda warna kuning yang unyu, mimpi yang jadi kenyataan! Setelah puas bersepeda dan berjalan-jalan kami menuju sungai Han dengan berlari-lari untuk mengejar ferry. Waktu kami datang ada 1 kapal ferry yang lewat, kamipun mencari pangkalannya. Pemandangan di Hangang River indah ditambah dengan tampilan gedung 63 yang merupakan gedung tertinggi di Korea. Entah berapa drama atau variety show yang sudah shooting di tempat ini.
Gedung 63 kanan bawah
Kami berjalan cukup jauh dan berjalan kesana kemari, namun kami tak menemukan pangkalan itu. Setelah berjalan sampai ujung kamipun menemukan pangakalan ferry dan yang jelas sudah tidak beroperasi karena hari sudah petang. Kami awalnya berpikir ferry ini beroperasi sampai malam, tapi kalau dipikir-pikir lagi dengan udara sedingin ini bisa jadi ferry yang lewat tadi adalah ferry terakhir. 


Setelah kelelahan kamipun pulang, mampir ministop sebentar dan membeli cumi bakar, makanan favorit kami selama disana. Karena sanga-sangat capek kami memutuskan untuk naik taksi sampai penginapan! Kali ini naik taksinya benar-benar sampai penginapan, bukan stasiun terdekat.

Hari yang melelahkan, dan kami tetap merasa senang!!!


Hari Kedua : Bukchon Hanok Village, Gyeongbokgung Palace, Namsam Tower

1 comments
05 April 2015

Agenda kami di hari kedua adalah mengunjungi Bukchon Hanok Village, Gyeongbokgung Palace, Hanok Namsamnol dan Namsam Tower. 

Bukchon Hanok Village
Kawasan ini dikenal dengan rumah tradisional yang sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bukchon sebenenarnya adalah kawasan pemukiman elit yang memiliki ciri khas bangunan Korea jaman dulu, kalau tidak salah sejak jaman dulu kawasan ini adalah pemukiman para bangsawan. Untuk menuju kawasan ini, anda cukup berhenti di Stasiun Anguk (Line No. 3) dan keluar melalui pintu exit 2, anda cukup berjalan lurus kurang lebih 200m. Dari tempat tinggal kami, kami naik dari Stasiun Hong Ik University (Line No. 3) dan transit di Stasiun Eujiro 3(sam) ga setelah berhenti di 7 stasiun (Sinchon-Ehwa University-Ahyeon-Chungjeongno-City Hall-Eujiro 1(il)ga)). Dari stasiun Eujiro 3 (sam) ga ke Stasiun Anguk cukup berhenti di satu stasiun yaitu Jongno 3(sam)ga.



Setelah berjalan cukup jauh dan kelelahan karena jalanan yang kami lalui menanjak, kami mrasa tidak menemukan rumah yang kami cari. Memang banyak rumah-rumah tradisonal tapi tidak seperti yang kami bayangkan. Setelah bertanya ke orang, kami diberitahu bahwa daerah ini sudah masuk Bukchon Hanok dan mungkin yang kami cari ada di dalam gang. Akhirnya kami masuk ke dalam gang dan menemukan yang kami cari. Saya perhatikan mayoritas rumah yang ada disana dilengkapi dengan CCTV dan banyak tulisan ngga boleh ramai. Menurut saya ini adalah hal yang wajar, Bukhon Hanok adalah pemukiman unik milik orang-orang elit yang di jadikan tujuan pariwisata, jadi butuh sebuah ketenangan. 
Sekolah tempat syuting Winter Sonata
Dalam perjalanan kami menemukan papan bertuliskan tempat syuting Winter Sonata. Kami pun mengikuti papan panah itu karena iseng, dan akhirnya menemukan “harta karun” yang indah. Ternyata tempat syuting yang dimaksud adalah sekolah Jun Sang dan Yoo Jin Winter Sonata. Dengan bangunan bergaya eropa dan pemandangan yang indah tempat ini membuat saya kegirangan. Kami dipersilahkan masuk oleh Bapak penjual souvenir yang ada di pintu gerbang, katanya ini terbuka untuk umum. Tidak ada anak sekolah disana, entah karena ini hari minggu, liburan atau memang gedung ini hanya untuk tempat wisata. Yang penting kami bisa poto sepuasnya!

Gyeongbokgung Palace
Setelah puas di Bukchon Hanok, kami melanjutkan perjalanan ke Gyeongbokgung Palace. Istana jaman Jeoson ini berada tidak jauh dari Bukchon, kita cukup berjalan kaki berlawanan arah dengan jalan ke Bukchon. Sebelum itu, untuk melawan rasa dingin kami menyempatkan diri mampir di ke cafe yang ada di dekat pintu keluar stasiun, namanya Coffe Tour. Jujur saja waktu di Korea uang saku kami tidak habis banyak di makanan tapi untuk minum kopi, mengingat suhu disana cukup dingin.
Pergantian Pasukan

Kami berlari ke Gyeongbokgung Palace untuk mengejar pergantian pasukan yang hanya ada di jam-jam tertetu. Kami sungguh beruntung karena kedatangan kami tepat ketika pasukan melakukan pergantian, padahal udah sempat foto-foto di Museum dekat istana. Tiket di Gyeongbokgung Palace dipatok di Harga 3000 won untuk usia 19-64 tahun dan 1500 won untuk usia 7-18 tahun,untuk ticket lain seharga 10000 won (dewasa) dan 5000 won(remaja) digunakan untuk memasuki 5 tempat sekaligus dan dapat digunakan selama 3 bulan. Info selengkapnya baca disini.



Saat memasuki istana rasanya seperti mimpi, bagaimana tidak Gyeongbokgung Palace adalah salah satu tempat yang paling sering dijadikan setting drama Korea terutama drama Korea dengan genre Saeguk.



Kami memuaskan diri foto-foto, meskipun tidak paham setiap bagian istana kami sangat menikmati berjalan-jalan disini dari ujung ke ujung bagian istana. Karena ingin ke toilet kami memasuki sebuah gedung yang ada toko Souvenirnya, karena cukup mahal kami berakhir dengan melihat-lihat saja.



Agenda kami selanjutnya adalah Hanok Namsam dan Namsam Tower, kamipun kembali ke stasiun Anguk dan menuju Stasiun Heohyeon dengan rute sebagai berikut :
Line 3 : Anguk – Jongno 3 (sam) ga – Eujiro 3 (sam) ga – Cungmuro (Transit Line 4)
Line 4 : Cungmuro – Myeongdong – Heohyeon

Sebelum itu, kami menyempatkan diri berfoto di patung The Great King Sejong yang ada di seberang Gyeongbokgung Palace.



Awalnya kami ingin ke Hanok Namsamgol yang terkenal sebagai salah satu kawasan dengan rumah tradisonal Korea, berbeda dengan Bukchon di Namsam rumah Hanoknya tidak ada penghuni dan memang dijadikan tujuan wisata. Kami berusaha menemukan Hanok yang ada di Namsam, tapi tidak ada petunjuk yang jelas menuju kesana baik petunjuk tulis yang kami punya maupun setelah bertanya ke orang yang kami temui dijalan. Setelah kecapekan kami pun memutuskan untuk skip Hanok Namsamgol dan lanjut ke Namsam Tower.

Namsam Tower

Menemukan Namsam Tower juga tidak mudah, setelah berjalan sangat-sangat jauh akhirnya kami sampai di stasiun cable car Namsam Tower. Kaki yang gempor terbayar dengan kepuasan menemukan tempat yang kami tuju, tempat yang kami impikan dan tempat yang sering kami lihat di Drama Korea.  Tiket untuk cable car perorangan sebagai berikut :
Return Tiket : Dewasa (8500 won), Anak-anak (5500 won)
One Way Tiket : Dewasa (6000 won), Anak-anak (3500 won)


Setelah turun dari cable car kami naik lewat tangga kayu menuju halaman utama Namsam Tower yang terkenal dengan gembok cintanya. Cuaca mulai gelap dan kami tetap bersemangat untuk berfoto ria di sekitar tower dan gembok cinta. 


Rasa penasaran kami nggak berhenti sampai disana, akhirnya kami memutuskan untuk naik lagi ke puncak tower dengan membeli ticket paketan untuk naik lengkap dengan snacknya (harga antara 10.000 won -20.000 won) tergantung dari packet yang kita pilih. Sebelum masuk ke ruang observatory, disediakan tempat foto dengan background Namsam Tower, harganya cukup lumayan yaitu 15.000 won. Meskipun mahal kami memutuskan untuk membelinya karena hasilnya bagus dan kapan lagi kami kesini untuk foto lagi???

Ruang observatory terdiri dari beberapa sudut untuk melihat kota Seoul dari Namsam Tower. Setiap sudut tersebut mewakili sebuah negara dan kamipun menemukan Indonesia!!! Selain bisa melihat pemandangan dari atas, disini juga disediakan berbagai macam souvenir dengan harga terjangkau dan kualitas cukup bagus. Teman saya memutuskan untuk mengirim kartu pos dari Namsam Tower dan biayanya cukup murah yaitu 4000 won lengkap dengan perangkonya. 


Setelah puas menikmati kota Seoul dari Namsam Tower kamipun pulang, karena kaki sudah sangat gempor kami memutuskan pulang naik taxi menujuk stasiun terdekat. Hari kedua dan perjalanan kami sangat menyenangkan!!! 

Hari Pertama : Sepanjang Jalan Hongdae (Hong-Ik dan Ehwa University)

1 comments
04 April 2015

Hongdae dan Hong Ik University
Pagi itu kami tiba di bandara Incheon dan langsung menuju penginapan Studio 21St Hostel yang terletak di kawasan Hongdae. Kami sengaja memilih Hostel disanakarena ingin berjalan-jalan di Hongdae yang terkenal sebagai kawasan kampus sekaligus pertokoan yang cukup ramai. Jam check in Hostel adalah pukul 14.00, sehingga kami menyempatkan diri untuk jalan-jalan disekitar penginapan dan Hong Ik University
Sakura yang kami temui di jalanan Hong Dae
Ketika kami datang di Hongdae, kami menyimpulkan bahwa daerah ini sepi untuk daerah kota. Suhu cukup dingin hari itu, dan tidak melunturkan semangat kami untuk jalan-jalan meskipun masih capek setelah perjalanan panjang. Kami melihat-lihat dan berjalan santai menikmati suasana pemukiman penduduk. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Hong Ik University. 
Hong Ik University
Berbekal peta yang kami dapat dari penginapan, kami menuju Hong Ik University dan di perjalanan malah menemukan Street Fashion, jalanan yang berisi penjual pakaian. Kawasan ini berada di daerah Hong Ik University dan merupakan tempat berbelanja baju yang cukup rokemended. Setelah beberapa hari di Korea kami menyimpulkan kawasan ini sebagai tempat berbelanja baju terbaik karena selain kualitas yang baik, harganya juga sesuai dengan kualitasnya.



Selain toko-toko baju, di sebuah taman dekat Universitas Hong Ik terdapat semacam pasar atau pameran kesenian. Disini banyak penjual barang-barang kerajinan tangan, mulai dari yang berbentuk tangan sampai dengan jasa melukis. Suhu yang cukup bersahabat membuat suasana menyenangkan untuk berjalan-jalan di taman dan melihat berbagai kesenian yang dipajang oleh pedagang.


Setelah puas jalan-jalan kami memutuskan kembali ke Hostel untuk mandi dan melepas penat setelah perjalanan panjang. Sekembalinya ke penginapan, kami lupa arah jalan pulang dan bertemu dengan Ahjuma-Ahjuma baik hati yang menunjukkan jalan. Mereka sedang membagi-bagikan kue paskah dan menemukan kami yang sedang kebingunan, dengan bahasa Inggris yang terbata-bata mereka berusaha membantu kami. 


Ehwa University
Pukul 4 sore, ada dua pilihan destiniasi tujuan hari itu yang pertama adalah Namsam Tower atau Ehwa University. Karena masih capek dan keterbatasan waktu, kami memutuskan untuk pergi ke Ehwa University. Kampus ini berjarak sangat dekat dengan penginapan kami, cukup naik subway line nomor 2 dan melewati satu stasiun (Sinchon) sampailah kami di Ehwa University. Jalanan menuju Ehwa dipenuhi oleh toko-toko yang cukup ramai, mulai dari toko pakaian, kosmetik dan kafe-kafe yang ramai pengunjung yang sepertinya rata-rata mahasiswa.




Ehwa University adalah salah satu kampus wanita yang terkenal di kota Seoul. Selain sebagai tempat belajar, Ehwa University banyak dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Seoul. Bangunannya bergaya Eropa dan arsitektur modern. Kami sendiri cukup nyaman berjalan-jalan di daerah ini



Selain pemandangan yang indah kami juga menemukan makanan yang cukup enak yaitu cumi bakar, cumi bakar dijual bersama dengan asinan laut lainnya serta tidak ketinggalan ubi dan jagung rebus.




5 (Lima) Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Berkunjung ke Korea Selatan

0 comments
Ketika melakukan sebuah perjalanan, terutama perjalanan ke luar negeri selalu ada tips ketika kita berada disana apalagi jika kita bepergian tanpa guide. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing sehingga ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, termasuk ketika kita pergi ke Korea Selatan. Dalam tulisan ini saya akan membahas beberapa point penting ketika kita berada disana.

Mata Uang Won
Ini adalah salah satu hal wajib yang harus kita persiapkan ketika pergi ke Korea. Sebelum berangkat, kami menukarkan uang secukupnya di Money Changer terdekat. Kebetulan di tempat kami tinggl, Kelapa Gading banyak terdapat Money Changer sehingga kami punya banyak pilihan. Karena antara satu Money Changer dengan yang lain berdekatan saya bertanya satu-satu dan mencari kurs yang paling murah. Bulan April 2015, saya membeli  1 won seharga 12,1 rupiah.

Sebelumnya ada teman yang baru saja pergi ke Korea menginformasikan kepada saya bahwa menukar won di Bandara Incheon lebih murah. Sehingga saya memutuskan akan menukar beberapa uang rupiah saya di Bandara Incheon. Nah ketika bertanya berapa kursnya, petugas menjawab menggunakan kalkulator dan menunjukkan angka 7 koma sekian. Kami syok kok bisa semurah itu, karena dalam kondisi buru-buru kami langsung girang dan menukar uang karena mengira kurs untuk 1 won adalah 7 rupiah. Setelah kami menerima uang, saya mulai menghitung lagi dan ternyata sebenarnya kami membeli 1 won dengan harga 13,5 rupiah. Angka yang ditunjukkan petugas adalah untuk 10 rupiah kami mendapatkan 7 koma sekian won. 

Dari cerita saya tersebut saya menyarankan sebaiknya kita menukar di Indonesia saja, karena kendala bahasa bisa berakibat fatal dalam setiap transaksi yang menyangkut keuangan. Mungkin yang dimaksud teman saya Money Changer murah bukan Money Changer yang saya pakai karena ternyata banyak Money Changer lain di Bandara Incheon. Menukar won di Indonesia memang lebih baik, karena kebanyakan toko-toko di Korea Selatan menggunakan kartu kredit dengan logo JCB sedangkan di Indonesia masih banyak yang menggunakan Master Card atau Visa.

T-Money
T-Money adalah salah satu komponen wajib ketika kita jalna-jalan di Korea Selatan. Banyak alat pembayaran sejenis T-Money, tetapi setelah membaca beberapa referensi saya memutuskan T-Money. Oleh karena itu ketika kami menginjakkan kaki di Bandara Incheon kami segera mencari Seven Eleven, salah satu tempat yang menjual T-Money sekaligus bisa isi saldo. Sebaiknya mengisi saldo T-Money di Seven Eleven atau semacamnya saja, karena kalau lewat mesin kita harus mengisi sendiri. Kami pernah melakukannya dan membutuhkan bantuan warga setempat.

T-Money dapat digunakan untuk membayar hampir semua jenis alat transportasi yang ada di Seoul dan beberapa kota lainnya. Kita bisa menggunakannya untuk membayar subway, bus dan taxi dengan lambang T-Money. Bahkan ketika di Busan dan Tongyeong yang termasuk kota kecil, kartu ini masih dapat digunakan untuk membayar bus. Di beberapa miniswalayan di kota Seoul seperti Seven Eleven dan GS25 kartu ini masih dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Tapi ketika kami di Tongyeong, kami tidak bisa menggunakannya di mini swalayan karena kebanyakan mini swalayan disana hanya menerima uang cash. 

T-Money dapat juga digunakan untuk membeli tiket KTX, dengan catatan saldo T-Money sesuai dengan harga tiket karena jika kurang dari itu kita tidak bisa menambahnya dengan uang cash. 

Peta (MAP) Tempat Wisata Setempat
Korea Selatan adalah salah satu negara yang paling rajin mempromosikan negaranya sebagai tujuan wisata. Hal ini diimbangi dengan sarana dan prasarana yang mendukung dan persiapan yang matang termasuk banyaknya pusat informasi untuk para turis. Di pusat informasi inilah kita bisa mendapatkan map (peta) daerah wisata setampat. Biasanya pusat informasi ini ada di tempat wisata dan berlambang (i). 

Menurut saya peta yang harus kita miliki untuk pertama kali ketika berada di Seoul adalah peta subway, karena subway adalah transportasi paling mudah. Jika kita naik taksi sebaiknya menulis atau mengcapture tulisan tempat wisata dalam huruf Han Geul karena sebagian besar supir taksi tidak bisa bahasa inggris. Kalau kita sudah tau dalam bahasa Han Geul, kita tidak akan tersesat karena taksi disana menggunakan GPS.


Pakaian dan Musim Ketika Kita Berkunjung
Memilih pakaian adalah salah satu hal yang paling penting ketika kita berkunjung ke negera empat musim. Waktu saya berkunjung pada bulan April 2015 kemarin bertepatan dengan musim semi. Meskipun musim semi jangan bayangkan cuaca cerah seperti di Indonesia karena April baru memasuki musim semi sehingga suhu udara masih sangat dingin bahkan sempat 2 deracat celcius. Untungnya sebelum berangkat kami sudah browsing berapa suhu di Korea Selatan ketika kami berkunjung, sehingga jacket tebal sudah kami siapkan. Dan meskipun demikian kami tetap kedinginan.

Makanan
Nah kalau ini jelas harus dipikir dulu sebelum berangkat kesana, jauh-jauh hari udah pesen sama ibu di kampung makanan khusus untuk dimakan di Korea. Tugas saya bawa srundeng dan kering kentang dan teman saya bawa makanan padang instan. Karena kami menyewa hostel yang ada dapurnya, kamipun bisa masak atau sekedar menghangatkan makanan. Dan ternyata di minimarket banyak dijual nasi instan dan tinggal diangetin aja. Pernah beli onigiri di GS25, alhamdulillah Ahjumma penjual banyak membantu menjelaskan tentang isi dan kandungan onigiri. Awalnya saya memilih onigiri tuna, tapi ahjumma bilang itu ada babinya dan akhirnya dipilihkan onigiri lain yang ngga ada babinya.

Makanan kami selama di Korea Selatan
Kalau ingin main aman ya beli pisang buat pengganti nasi, jelas-jelas aman. Udah saya coba beberapa kali alhamdulillah kenyang :p

-----

Kelima hal diatas adalah beberapa hal yang harus diperhatikan selama disana. Selain kelima hal diatas masih banyak hal lain misalnya internet dan tempat serta waktu ibadah. Kedua hal tersebut tergantung itinerary (jadwal) kegiatan selama disana, pinter-pinter ngatur waktu aja.

Penginapan di kawasan Hong Dae Seoul, Studio 41St Hostel

1 comments
Selain tiket pesawat, salah satu kebutuhan pokok yang perlu kita persiapkan adalah penginapan. Oleh karena itu, sebelum berangkat kami mulai heboh dengan pemilihan penginapan. Yang jelas dari awal kami sudah sepakat untuk menginap di Hostel bukan Hotel. Meskipun sempat ditawari keanggotaan jaringan salah satu Hotel terbesar di dunia, kami sepakat sama-sama menolak karena merasa belum pantas untuk jalan-jalan mewah.  Dan tibalah kami mulai hunting penginapan slama di Korea Selatan.
Bangunan tampak luar
Dunia internet sekarang ini banyak membantu memudahkan berbagai macam transaksi, salah satunya adalah transaksi untuk hunting penginapan. Agoda.com menjadi situs favorit kami untuk booking penginapan, setelah melihat rating dan review yang ada disana kami memutuskan beberapa penginapan yang akan kami tinggali selama di Korea dan salah satunya adalah Studio 41St Hostel yag ada di Seoul. Lokasi Hostel berada di Hongdae, salah satu kawasan yang sering dijadikan tempat singgah untuk para turis. Dari awal kami memutuskan Hongdae sebagai kawasan tempat Hostel yang akan kami tinggali selama 4 hari saat jalan-jalan di Seoul.
Rooftop Hostel
Setiap orang punya preferensi masing-masing ketika memilih penginapan, kalau saya sendiri terpesona dengan Studio 41St Hostel gara-gara ada Rooftopnya. Kami sepakat untuk memilih kamar yang isinya cuma berdua untuk menjaga keamanan barang dan untuk kenyamanan kami sendiri. Untuk rate harga Hostel bisa di cek di web agoda, karena tiap waktu harga dan promo pasti berbeda-beda. Saat booking jangan lupa untuk merubah currency dalam rupiah. Hostel juga memiliki web sendiri alamatnya di www.studio41st.com.

Pertama kali menuju Hostel ini kami datang dari Bandara Incheon, sesuai petunjuk kami naik AREX di dan turun di Stasiun Hongik University. Setelah beberapa kali menuju penginapan dari Stasiun Hongik University, kami menyimpulkan bahwa yang paling dekat dengan penginapan adalah pintu keluar 2 (exit number 2) yang menuju starbuck yang ada di ujung jalan.

*Google Map


*Kamar Tidur

Kami memilih double bed lengkap dengan kitchen set di dalamnya. Kamar sangat nyaman dan isinya lengkap karena ada kompor, mesin cuci, tempat cuci piring, lemari es, televisi sekaligus komputer dan kamar mandi. Beberapa gambar dibawah ini bisa menjelaskan bahwa penginapan ini sangat bersih dan nyaman untuk ditinggali. Karena perlengkapan dapur yang cukup lengkap, kami bisa memasak dan memanaskan makanan kami. Bahkan kami bisa mencuci beberapa baju, supaya ketika pulang tidak banyak baju kotor yang harus dibawa. Saat kami kesana suhu usaha cukup rendah berkisar antara 2-10 derajat celcius sehingga AC tidak dinyalakan, meskipun tidak ada pemanas ruangan suhu di dalam kamar cukup hangat.


Tempat Tidur
Dapur dan Toilet
Lemari Es
*Ruang Makan untuk Breakfast

Salah satu ciri khas Hostel adalah sarapan gratisnya, begitupun juga Studio 41st Hostel yang menyediakan sarapan gratis untuk tamu. Sarapan dimulai jam 8 pagi dan biasanya disediakan roti. Untuk yang muslim sebaiknya bertanya terlebih dahulu tentang daging yang ada di roti tersebut, apakah babi atau sapi. Kalau ingin aman bisa menggantinya dengan selai buah. Karena kami membawa makanan dari rumah, jadi kami ke ruangan hanya untuk minum dan nyemil saja. Saya beruntung karena meskipun teman saya ini berbeda kepercayaan dengan saya, ia tidak bisa makan tanpa nasi sehingga kami sama-sama sepakat bahwa sarapan itu ya wajib nasi!!! Ruang makan cukup nyaman dan yang jelas bagus buat foto-foto!haha
Menu Sarapan

Ruang makan yang cukup nyaman
Nah di ruangan ini saya menemukan satu gambar yang menjelaskan bahwa sebenarnya Studio 41St Hostel satu grup dengan Travelers Planet dan B&B Guesthouse. Saat booking Hostel salah satu Hostel yang menarik perhatian saya adalah Travelers Planet tapi sayang saat itu sudah full. Sepulangnya dari Korea, saya minta foto kami saat di Hostel kepada staf di Studio 41St Hostel dan mereka menawarkan untuk menginap di Travelers Planet jika ke Korea lagi.

Grup Hostel

*Pelayanan/Service

Excellent! Adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan pelayanan selama disana. Kami dibantu oleh dua orang staf yang cukup ramah yaitu Evy dan Ariel. Keduanya sangat koperatif dalam memberikan informasi kepada kami dan bahasa Inggris mereka cukup lancar. Meskipun kami punya itinerary, setiap harinya kami selalu bertanya terlebih dahulu kepada salah satu dari mereka sebelum berangkat ke tempat tujuan.
Foto bersama Ariel
Menurut saya Studio 41St Hostel salah satu penginapan yang recomended saat itu traveling ke Korea. Cukup sekian untuk review dan informasi tentang salah satu penginapan di Seoul, Korea Selatan Studio 41St Hostel. Untuk pertanyaan lebih lanjut bisa tinggalkan di kolom komentar atau twit ke @ranichanstory. Terima kasih!