Mengenang Kembali Dorama Jepang Tokyo Love Story

51 comments
Ku tak tahu harus bermulai dari mana
Sang waktu pun selalu terus mengejarku kesana
Terbang melayang, lalu menghilang
Tertelan kata hiasan cinta
Pacarku yang cantik dan slalu menawan
Membuat susah diriku tuk mengatakan cinta
Namun hujan kan reda dan kita kan dapat berjalan bersama
Di hari itu dan ditempat itu bila kita tak pernah berjumpa
Mungkin kita tak akan percaya kau dan aku saling suka dan cinta


Itulah kira-kira lirik OST Tokyo Love Story versi bahasa Indonesia. Bagi yang sudah mengenal televisi di tahun 90-an tentu tak asing lagi dengan dorama Jepang satu ini, Tokyo Love Story. Kalau diingat-ingat waktu itu saya masih SD dan sudah keranjingan dorama ini dan sepertinya rasa suka itu yang membuat saya menjadi penggemar drama Asia Timur. Yang saya ingat dari dorama ini adalah sosok Rika Akana yang ceria dan Kanji, selebihnya ingatan saya cuma ada mbak-mbak kalem yang menyebalkan.
Kanji
Rika Akana
Beberapa waktu lalu kita ingin memesan online drama Jepang dan Korea lawas saya memasukkan Tokyo Love Story sebagai salah satu yang saya pesan. Saat CD itu datang saya tidak langsung menontonnya karena ingatan saya mengatakan endingnya sedih dan tidak adil untuk Rika. Tokyo Love Story sendiri menceritakan tentang Rika Akana, Kanji dan Satomi. Kanji dan Satomi adalah sepasang kekasih karena suatu hal mereka putus. Disaat Kanji patah hati muncullah Rika Akana teman sekantor Kanji yang selalu ceria dan menghibur Kanji. Dan kisah pun di mulai, seperti judulnya dorama ini tentang kisah cinta di Tokyo, ibukota Jepang.

Akhirnya saya mencoba re-run lagi tapi kali ini hanya episode 11 aja alias episode terakhir, saya penasaran dengan ending yang sudah tidak saya ingat lagi. Sengaja nggak liat dari awal soalnya lagi ngga pengen sedih gara-gara nonton film. Kemudian sampailah di episode dimana Rika pergi ke kampung halaman Kanji untuk memenuhi rasa penasarannya terhadap cerita Kanji tentang kampung halamannya selama ini. Kepergian Rika disusul oleh Kanji yang waktu itu sebenarnya sedang mengalami masa-masa galau antara dua pilihan.  Kemudian ada adegan dan percakapan keduanya yang sangat menarik.



Mereka bercerita tentang masa sekolah masing-masing, Kanji yang bersekolah di kampung halamannya dan Rika yang seringkali berpindah sekolah karena mengikuti orang tuanya. Bahkan Rika pernah sekolah selama 1 bulan kemudian pindah lagi, ia mempraktekkan bagaimana setiap saat dia harus memperkenalkan diri pada lingkungan baru.

Kanji : Kau pasti terbiasa dengan itu
Rika : Tidak, kamu tidak akan bisa terbiasa ketika harus meninggalkan temanmu. Aku berusaha keras agar bisa memberikan yang terbaik untuk waktu yang kupunya. Aku harus memastikan ketika aku tersenyum aku melihat teman-temanku untuk yang terakhir kali , karena kami hanya memiliki waktu yang sedikit ketika bersama. Itulah yang kupikirkan.
Kemudian mereka ke kuil untuk mencuci tangan dengan air kuil, Rika kesusahan mengambil sapu tangan di sakunya kemudian Kanji meminjamkan miliknya pada Rika. Mereka melanjutkan perjalanan ke sisi lain kuil, tempat dimana mereka berdua bisa melihat pemandangan kota
Rika : Kamu datang ke Tokyo dari kota ini?
Kanji : Iya begitulah
Rika : Bagaimana kau menyukai Tokyo
Kanji : Hmm Tokyo punya para ahli dan juga penipu. Tempat ini (kota kelahiran kanji) mungkin lebih cocok untukku. Tapi aku juga menyukai Tokyo.
Rika : Pernahkah kamu berfikir untuk kembali kesini? Pernahkah kamu berharap kamu dapat kembali ke masa-masa itu, masa-masa dimana kamu menghabiskan masa kecilmu disini?
*kanji menggeleng*
Rika : Kenapa?
Kanji : Aku sudah melakukan banyak hal dan bertemu banyak orang yang membuatku seperti sekarang. Aku tidak bisa membuang semua kenangan dengan semua orang yang telah kutemui.
Rika : Apakah aku termasuk?
Kanji : Iya (nada yakin)
Rika : Good (Yokatta, dengan ceria)

Entah kenapa saya suka perbincangan mereka mungkin ini yang membuat Rika bisa melepaskan Kanji. Pada adegan terakhir Rika mengatakan akan memberikan kesempatan jika Kanji datang ke stasiun di waktu yang ditentukan. Waktu itu Kanji masih bingung, tapi akhirnya ia memutuskan datang dan mengejar Rika. Ternyata Rika sudah tidak ada dan malah pergi 5 menit sebelum waktu yang ditentukan. Saya pikir apa yang diputuskan Rika luar biasa, meskipun Kanji kembali kepadanya tetapi ia masih membutuhkan waktu untuk berfikir kalau memang yakin maka Kanji akan ikut saat itu juga. Mereka berpisah dengan kenangan masing-masing, Rika sendiri cukup senang dengan kenyataan bahwa mereka pernah bersama dan Kanji pernah benar-benar menyukainya.

Untungnya ending Tokyo Love Story yang membuat banyak orang nangis bombay untuk Rika Akana tidak diikuti “adik-adiknya”. Yang saya maksud disini adalah dorama Jepang selanjutnya dengan genre yang sama seperti Love Generation, Long Vacation, Perfect Love dan lainnya. “Rika Akana” dari dorama-dorama tersebut berakhir bahagia dengan “Kanji”. Meskipun endingnya tidak sesuai harapan, jika anda adalah penggemar dorama saya pikir wajib untuk nonton Tokyo Love Story. Lagipula tidak semua kisah cinta berakhir bahagia, mungkin akan ada kisah cinta lainnya dan di drama kisah itu terpotong dan belum dilanjutkan.

Tag : Japanese Dorama


Melodrama Korea Favorit, That Winter The Wind Blows

0 comments

Tidak bisa dipungkiri, aktor dan aktris yang tampan dan cantik adalah salah satu faktor sebuah drama Korea menjadi menarik. Lalu bagaimana jika aktor Korea paling tampan versi saya beradu akting dengan aktris Korea paling cantik versi saya juga? Jawabannya : Luar Biasa. That Winter The Wind Blows atau biasa disingkat TTWB sempat ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta, namun entah mengapa (mungkin karena faktor rating) tayangannya dihentikan. Padahal saat itu pengisi suaranya sejumlah artis top atau mungkin justru itu yang bikin sepi peminat karena akan sangat aneh ketika orang yang kita kenal mengisi suara orang lain, seolah-olah itu adalah suaranya.


Ditulis oleh salah satu penulis skenario yang cukup top di Korea, Noh Hee Kyung drama ini diangkat dari cerita serupa yaitu film Korea Love Me Not (tahun 2006) yang diperankan oleh Moon Geun Yoong dan Kim Joo Hyuk. Versi aslinya adalah dorama Jepang dengan judul I Don’t Need Love Summer (Ai Nante Irane Yo, Natsu) yang ditayangkan pada tahun 2002 di TBS.

Alur Cerita

Terlepas dari penayangannya di Indonesia, drama Korea ini adalah salah satu melodrama yang paling sukses pada tahun 2013. Sebenarnya ceritanya simple dan terkesan itu-itu saja, tapi akting aktor dan aktris sekaliber Jo In Sung dan Song Hye Kyo membuat drama ini menarik. TTWB menceritakan seorang gadis buta, Oh Young (Somg Hye Kyo) yang berpisah dengan sang Kakak Oh Soo karena perceraian orang tuanya. Oh Soo memiliki sahabat yang memiliki nama yang sama Oh Soo (diperankan oleh Jo In Sung), seorang penjudi yang terlibat dalam dunia hitam. Kakak Oh Young meninggal tertabrak mobil bersamaan dengan ditangkapnya Oh Soo karena penggelapan uang. 

Oh Young dan sang Ayah
Ketika ayah Ayah Oh Young meninggal, sang pengacara mulai mencari sang kakak sebagai wasiat dari ayah Oh Young. Kesalahpahaman terjadi, sang pengacara menemukan Oh Soo yang lain dan Oh Soo yang mengetahui Oh Soo yang dimaksud meninggal adalah orang kaya memutuskan untuk menyamar. Penyamaran ini bertujuan untuk membayarkan hutangnya kepada salah satu Mafia, Oh Soo berniat untuk pergi setelah mendapatkan uang dari Oh Young. Dari sini lah konflik dimulai, dimana Oh Soo yang seorang playboy berusaha menakhlukkan keras kepala “sang adik”  yang buta dan malah jatuh cinta padanya.

Adegan Tak Terlupakan

Layaknya drama Korea lain, TTWB diselingi adegan-adegan yang menjadi perhatian pemirsa dan salah satunya adalah ci*man cotton candy. Selain adegan yang tak terlupakan film ini juga di selingi tempat-tempat indah yang layak kita kunjungi ketika kita ke Korea. 

Salah satu adegan yang booming "ciuman cotton candy"
Dan selanjutnya adalah tempat syuting That Winter The Wind Blows
Jade Garden, rumah Oh Young

Sunga tempat bermain Oh So dan Oh Young



Kafe Illuso yang dipenuhi bunga sakura


Peran Pendukung

Selain Jo In Sung dan Song Hye Kyo, drama ini juga didukung oleh artis top Korea yang lain yaitu Kim Bun dan Jung Eun Ji (A Pink). Kim Bum memerankan Park Jin Sung adik angkat Oh Soo yang sangat setia pada kakaknya. Sedangkan Eun Ji memerankan Moon Hee Sun adik cinta pertama Oh Soo,sama halnya seperti Jin Sung Hee Sun juga mengikuti Oh Soo kemanapun ia pergi karena sebenarnya Hee Sun juga menyukai Oh Soo. 

Kim Bun dan Eun Ji

OST That Winter The Wind Blows favorit saya adalah :

Gray Paper – Yesung
Winter Love - The One
And One – Tae Yang

Dengan banyak keunggulan diatas, jika anda mengaku sebagai penggemar drama Korea dengan genre melodrama maka saya sarankan untuk menonton That Winter The Wind Blows. 

Second Lead Syndrome Drama Korea

0 comments
Kalo ngomongin second lead syndrome drama Korea emang ngga ada habisnya ya. Di tulisan ini saya akan membahas beberapa second lead Drama Korea yang menyita perhatian saya secara pribadi. Salah satu hal yang sering terjadi di alur cerita drama Korea adalah menonjolnya karakter pemeran kedua yang menarik perhatian pemirsa dan menumbuhkan simpatik. Kebanyakan dari mereka mungkin tidak mendapatkan cinta dari pemeran utama tapi justru banyak cinta dari pemirsa. 

Won Bin bersama Song Hye Kyo Endless Love
Second lead syndrome yang menyerang saya pertama kali ketika nonton Auntumn in My Heart atau lebih populer dengan Endless Love. Waktu itu siapa yang ngga jatuh cinta sama Won Bin? Kalau bukan kisah adek kakak yang mengharukan, saya yakin banyak orang memilih Tae Su sebagai pendamping Eun So. Setelah itu saya semakin menyadari seconlead drama Korea memang dibuat semenarik mungkin untuk menguji pasangan utama di drama tersebut. Logikanya kalau ada orang yang lebih baik dan bahkan hampir sempurna menyukaimu tetapi kamu tetap memilih pasanganmu yang sekarang, mungkin itu yang dinamakan cinta sejati. Oleh karena itu drama Korea tidak berhenti menyajikan secondlead yang kece dan keren sebagai godaan pemeran utama.

Berikut adalah beberapa list Aktor/Aktris drama Korea yang berperan sebagai second lead tapi cukup menyita perhatian.

1.Won Bin sebagai Han Tae Su  Endless Love/Auntumn in My Heart
Rival Won Bin disini tidak main-main dan tidak lain adalah Song Seung Hun yang memerankan kakak dari Song Hye Kyo. Sebenarnya keduanya sama-sama menarik, tetapi Won Bin berhasil menyita perhatian berkat kegigihannya sebagai Han Tae Su dalam memperjuangkan Eun So (diperankan oleh Song Hye Kyo) yang diceritakan menderita penyakit saat itu. Sehingga tidak heran pada masa itu, banyak orang yang bersimpati kepada Han Tae Su yang diperankan oleh Won Bin.


2.Kim Woo Bin sebagai Young Do The Heirs
Nah kalo ini masih nge hit sampai sekarang, meskipun saya nggak menyelesaikan pilemnya sampai tuntas dengar-dengar Young Do jauh lebih keren dari Kim Tan disini. Secara fisik mungkin Young Do kalah sama Kim Tan, tapi karena sikap dan perilakunya terhadap Eun Sang membuat banyak penggemar wanita terpukau. Kata teman saya sih, sifat Young Do disini mirip-mirip sama Gu Jun Pyo nya Boys Before Flower jadi pantes kalo banyak yang seneng. Jujur saja saya nggak meneruskan drama ini karena nggak suka sama karakternya Kim Tan *langsung ditimpuk sama penggemarnya Lee Min Ho.

3.Yoo Yeon Sook sebagai Chil Bong Reply 1994
Kalau ini memang benar-benar mempesona, Yeon Sook disini berperan sebagai Chil Bong seorang pemain bisbol terkenal dan menyita banyak perhatian fans dibandingkan pemeran utamanya.

4.Moon Chae Won sebagai Seung Mi Briliant Legacy/Shinning Inhiritance dan My Fair Lady
Kalau mbak satu ini memang selalu jadi favorit saya. Briliant legacy merupakan salah satu drama yang mendapatkan rating tinggi pada tahun 2009, pemeran utamanya yaitu Lee Seung Gi, Han Hyo Jo dan Moon Chae Won mendapatkan perhatian dari publik korea dan penggemar drama Korea secara keseluruhan. Meskipun Chae Won disini sebagai secondland dan digambarkan jahat, seingat saya dia justru mendapatkan popularity melebihi han hyo jo dalam sebuah polling. Dae Bak Mbak Chae Won.
Kalau di My Fair Lady, dia menjadi secondlead dan bersaing dengan Yoon Eun Hye tetapi karena perannya disitu baik dia banyak menyita simpati. Banyak penggemar yang memasangkannya dengan Jung Il Wo yang kebetulan waktu itu juga secondlead untuk pemeran utama pria.
Moon Chae Won sebagai Euijo di My Fair Lady

Moon Chae Won bersama Lee Seung Gi di Briliant Legacy


5.Choi Jin Hyuk sebagai Sung Hyun I Need Romance
Disni Choi Jin Hyuk berperan sebagai Sung Hyum, seorang chaebol yang pura-pura jadi karyawan hotel yang sebenarnya adalah milik dia sendiri. Dipasangkan dengan Jo Yeo Jong, sebagai Sunwo In Young ia menarik perhatian ketika In Young patah hati, saingannya disini adalah Kim Jeong Hoon yang berperan sebagai Kim Sung Soo. Waktu nonton ini saya sempat berpikir kalau akhirnya bakal sama Sung Hyun bukan karena dia chae bol atau apa tetapi karena karakter tokoh utama cowoknya tidak tegas dan sangat plin plan, pokoknya menyebalkan! Tapi sayang saya bukan penulis skenarionya. Sepertinya ending drama ini lebih menonjolkan kepada hubungan yang realistis  dan bukan ending ala Cinderella.
Choi Jin Hyuk I Need Romance

6.Lee Min Jung sebagai Jae Kyung Boys Before Flower
Jae Kyung benar-benar menyita perhatian saya di BBF, Lee Min Jung memerankan Jae Kyung dengan sangat baik. Menurut saya justru aneh ketika Gu Jun Pyu tidak jatuh cinta pada Jae Kyung. Menurut pendapat pribadi saya tokoh Jan Di di BBF kurang kuat, masih terkesan lemah imut dan bahkan bajunya juga lucu beda banget sm versi Jepang dan Taiwannya. Karena ceritanya sudah tertulis seperti versi Jepang dan Taiwan, Gu Jun Pyo tidak akan berakhir dengan Jae Kyung.
Gambar diambil dari sini
7.Jung Il Woo sebagai Pangeran Yan Myun The Moon That Embrace The Sun
The Moon That Embrace The Sun  atau disingkat TMETS adalah salah satu drama yang menyajikan aktor yang bikin klepek-klepek. Bayangkan saja Jung Il Woo sama Kim Soh Yun jadi satu, bakal susah memilih. Nasib pangeran Ya Myung yang diperankan Jung Il Woo disini tragis banget, sudah dianggap pangeran diluar istana, trus kehilangan cinta pertama dan mengorbankan diri untuk Raja yang tidak lain adalah adek tirinya sekaligus suami orang yang ia cintai. Oleh karena itu saya memutuskan pameran Ya Myung sebagai salah satu secondlead terkeren versi saya.


Bukankah ini kabar baik jika kita lebih menyukai secondlead dibandingkan dengan tokoh utama, karena itu artinya setiap orang memiliki selera yang berbeda dan kita tidak perlu berebut dengan tokoh utama, hahha. Oh ya jika ada secondlead idola kalian yang belum saya sebutkan di atas bisa jadi karena saya belum liat dramanya atau karena memang beda selera.

Tag : Korean Drama

Taman Bunga Nusantara Cianjur Jawa Barat

0 comments
Sebagai penyuka bunga dan pemandangan alam, saya sangat senang ketika ada yang mengajak ke Taman Bunga Nusantara yang terletak di Puncak Cipanas Cianjur Jawa Barat. 
Taman yang berbentuk burung yang menjadi simbol Taman Bunga Nusantara
Pertama kali kesana 2 tahun yang lalu dengan menggunakan angkutan umum. Taman Bunga Nusantara dapat dijangkau dengan menggunakan bus jurusan Kampung Rambutan – Cianjur. Setelah naik bis kita bisa turun di pasar cipanas, disana terdapat pertigaan yang ada angkot berwarana kurning jurusan Taman Bunga Nusantara supaya tidak nyasar sebaiknya bertanya pada kenek atau supir bus. Menurut saya aksesnya cukup mudah meskipun jalanan menuju ke Taman Bunga Nusantara dalam kondisi yang belum bagus.
Jalanan dengan bunga warna warni
Taman Bunga Nusantara diresmikan pada tahun 1995 oleh presdien ke dua Republik Indonesia Soeharto sebagai salah satu wisata yang ada di Cianjur. Keanekaragaman bunga yang terawat dengan baik membuat tempat ini layak untuk dikunjungi. Dari pengamatan saya ketika berkunjung kesana secara periodik tanaman/bunga diganti dengan jenis lain untuk menjaga taman agar tetap indah dan meninggalkan kesan terawat. Selain itu penanaman bunga juga memperhatikan landscape sehingga bunga-bunga disana tertata dengan baik sesuai dengan konsep masing-masing. Bagian taman terdiri dari beberapa bagian diantaranya Taman Jepang, Taman Perancis, Taman Bali, Taman Mawar, Taman Dahlia, Taman Amerika dan spot yang lain. 
Taman Bali
Taman Mawar
Taman Perancis
Dua kali berkunjung kesana membuat saya menikmati warna bunga yang berbeda meskipun tempat sama. Tiket masuk sebesar Rp 30.000,- cukup terjangkau bagi kita, selain itu juga disediakan beberapa transportasi diantaranya Dotto Train, Darden Tram dan Wira Wiri jika kita tidak kuat jalan kaki mengitari taman.
Harga Tiket dan paketannya

Bagi para penggemar bunga dan hobi photo kayak saya, tempat ini sangat direkomendasikan. Banyak calon pengantin yang melakukan pra wedding disini. Untuk anda yang sedang main di daerah puncak, silahkan berkunjung ke Taman Bunga Nusantara
Rumah Kaca

Tag : Traveling
Google Maps

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

0 comments
Beberapa hari join fanpagenya Tere Liye di facebook,saya mulai tersihir dengan penggalan-penggalan percakapan di bukunya. Sampai pada akhirnya saya mulai benar2 tertarik dengan sepotong judul.
                                          "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"


Tidak seperti yang saya dan orang lain duga,Tere Liye adalah seorang laki-laki. Dan semakin tertarik dengan karyanya, setelah melihat sosok wanita yang dipajang di foto facebooknya, awalnya saya kira dia lah Tere Liye,but well ternyata itu adalah istrinya.

Mungkin karena dulu saya punya cerpen favorit dengan judul yang kurang lebih sama, berharap novel ini juga menyajikan isi yang tidak jauh berbeda. Setelah tanya-tanya ke mbah google, akhirnya nemu beberapa sinopsis hasil karya para blogger penggemar buku ini. Meskipun ternyata berbeda dengan versi cerpen favorit saya, akhirnya saya putuskan beli dengan beberapa alasan : pertama karena sampulnya bagus dan menarik,kedua karena cuplikan-cuplikan itu menggugah hati saya, dan yang terakhir dan paling penting adalah karena isinya tentang daun.. Hahahhaa..

Ini adalah buku Tere Liye pertama yang saya baca (Udah siap-siap ke gramed MOI waktu makan siang nanti untuk hunting bukunya yang lain). Bahasa yang digunakan sederhana,penuh nasihat dan petuah hidup yang indah dan tidak menghakimi. Buku Tere Liye benar-benar di luar dugaan saya yang awalnya menduga bahwa Tere Liye adalah pengarang Teenlit cengeng dan semacamnya.

Dan mari kita bahas buku hijau nan cantik ini...

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan,saran terbaik adalah baca buku ini dan resapi. Karena setiap pembaca punya interpretasi yang berbeda-beda terhadap buku yang di baca.

Tokoh sentral dari buku ini adalah Tania, Dede, Ibu, Kak Ratna, dan Mas Danar (jika Dede memanggilnya om Danar,dan Tania ingin memanggilnya Kak danar, maka saya lebih suka memanggilnya mas Danar :D)

Pernahkah anda jatuh cinta pada malaikat penolong anda? itulah yang dirasakan Tania pada Mas Danar. Kekuatan cinta yang begitu kuat, seringkali menjadi cambuk yang hebat untuk menjadi lebih baik atau sebaliknya.


Dan karena aku sudah berikrar akan selalu menuruti kata-kata dia, maka saat dia mengusap rambutku malam itu sebelum pulang dari toko buku, dan berkata pelan: “Belajarlah yang rajin, Tania!”, aku bersumpah untuk melakukannya.
Sumpah yang akan membuat seluruh catatan pendidikanku kelak terlihat bercahaya. Sempurna! -Tania-


Meskipun tidak happy ending,tapi pesan dalam novel ini tersampaikan dengan baik

Bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti… pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. -Dede-

Untuk para pemuda dan pemudi yang sedang jatuh cinta,ini adalah novel yang recoomended untuk dibaca. Dari saya pribadi,sangat setuju dengan kata-kata Tania di ujung buku berikut

Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Dia memang sangat sempurna. Tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tetapi dia tidak sempurna. Hanya cinta yang sempurna. -Tania-


Ya intinya,tidak ada lelaki yang sempurna di dunia ini, bahkan mas Danar yang almost perfect memiliki celah yang besar dalam hidupnya. Dia tidak bisa memiliki orang yang ia cintai, jangankan memiliki mengatakannya saja dia tidak.

Yang jelas dari setiap karyanya,Tere Liye selalu mengajarkan keikhlasan dalam hidup,sebuah perasaan yang indah jika kita bisa memilikinya.... Berikut kalimat-kalimat indah yang bisa kita temukan di buku ini :

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya. -Danar-

Prinsip hidup itu teramat lentur. Prinsip itu akan selalu berubah berdasarkan situasi yang ada di depan kita, disadari atau tidak. -Anne-


Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian disekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.-Anne-


Saya sangat suka setiap detail yang ada pada buku ini, tapi saya merasa seorang sahabat yang sangat saya sayangi harus membacanya. Maka saya putuskan untuk menerbangkan buku indah ini ke sebuah pulau yang paling indah di negara ini,dia adalah "Tania" yang nyata. "Tania" yang mungkin saat ini sedang mengalami paradoks dalam hidupnya...

                                      "The Falling Leaf Doesn't Hate The Wind"

Jakarta,5 Februari 2013

Sumber inspirasi tulisan ini :
Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin