Review Drama Korea Pinocchio

0 comments
Review Drama Korea Pinocchio
Cast :

Lee Jong Suk sebagai Ki Ha Myung/Choi Dal PO
Park Shin Hye sebagai Choi In Ha
Kim Young Kwang sebagai Seo Bum Jo
Lee Yoo Bi sebagai Yoon Yo Rae
Lee Pil Mo sebagai Hwang Gyo Dong
Jin Kyung sebagai Sung Chang Ok
Yoon Gyun Sang sebagai Ki Ja Myung
Lee Jo Seung sebagai Ahn Chan So

Untuk cast lain dapat dilihat disini
Jin Kyung sebagai Sung Chang Ok
Didukung dengan aktor dan aktris yang sedang naik daun saat ini yaitu Lee Jong Suk dan Park Shin Hye membuat Pinocchio menjadi salah satu drama yang ngetop di akhir tahun 2014 sampai dengan awal 2015. Selain kedua tokoh utama, para pemeran pendukung juga tidak kalah menarik seperti Lee Yoo Bi dan Kim Yong Kwang. Yang menjadi fokus saya dalam drama ini adalah tokoh Sung Chang Ok yang berdarah dingin dan diperankan oleh Jin Kyung, sebelumnya saya melihat Jin  berperan protagonis di drama Korea Nice Guy dan Good Doctor sehingga ketika ia memerankan Sun Chang Ok saya agak terpesona dan salut dengannya.

Alur Cerita :

Drama dibuka dengan sebuah acara Televisi yang menghadirkan siswa untuk bertanding dalam sebuah kuis semacam who wants to be miliuner. Juara bertahan adalah Ahn Chan So seorang siswa ranking 1 di sekolah melawan Choi Dal Po, siswa dengan ranking terakhir di sekolah. Choi Dal Po yang selama ini dikenal paling bodoh dikelas ternyata membuat kejutan di acara tersebut. Penampilannya mencengangkan banyak pihak termasuk salah satu crew televisi, Hwang Go Dong. Setelah acara selesai kalimat Choi Dal Po tentang kebenciannya tentang “kebohongan” stasiun televisi mengingatkan Hwang Go Dong dengan peristiwa beberapa tahun sebelumnya.


Dalam beberapa scene terdapat flashback tentang sebuah keluarga seorang pemadam kebakaran, Ki Ho Sang yang harmonis. Keluarga tersebut memiliki 2 anak lelaki yaitu Ki Ja Myung dan Ki Hya Mung, keduanya adalah anak-anak yang cerdas dan pintar sementara sang ayah adalah salah satu pemadam kebakaran teladan. Sampai ada sebuah peristiwa tragis ketika sang ayah yang sedang bertugas dalam evakuasi korban saat ada bangunan yang terbakar. Sang ayah meninggal dengan 7 anak buah yang lain, setelah diselidiki ternyata tidak ada korban yang terjebak di dalam gudang. Jasad ke 7 anak buah Ki Ho Sang ditemukan sementara jasad Ki Ho Sang sendiri tidak ditemukan. Ki Ho Sang memiliki seorang tetangga yang punya sindrom Pinocchio. Sindrom Pinocchio sendiri merupakan sebuah sindrom dimana seseorang akan cegukan ketika berbohong, karena ini seseorang yang menderita Pinochio tidak bisa berbohong. Tetangga Ki Ho Sang bersaksi bahwa ia melihat Ki Ho Sang masih hidup, kesaksiannya dianggap valid karena sindrom pinocchio yang menyebabkan ketidakmampuannya berbohong. Akibatnya Ki Ho Sang dianggap melakukan kesalahan karena membuat 7 anak buahnya mati sia-sia dan malah melarikan diri.

Pada saat itu media melakukan blow up besar-besaran terhadap pelarian Ki Ho Sang dan melupakan penyelidikan penyebab kebakaran gudang tersebut. Para reporter melakukan penekanan secara psikis pada keluarga korban, salah satu reporter yang paling berperan adalah Sung Chang Ok, seorang reporter berbakat yang sebenarnya memiliki keahlian memanipulasi berita. Saat itu Hwang Go dong adalah salah satu reporter yang terbawa arus, ia tau ada yang salah tapi saat itu arus berita tentang pelarian Ki Ho Sang terlalu kuat. Sebagai anak pertama Ki Ja Myung memutuskan untuk datang ke stasiun TV tempat Sung Chang Ok bekerja, MSN. Namun kedatangannya malah menimbulkan masalah karena ternyata MSN memotong pernyataan Ki Ja Myung dan membuat keluarganya semakin tersudut, malam itu Ki Ja Myung tidak pulang dan membuat adik dan ibunya berpikir ia melarikan diri. Sang ibu yang tidak kuat dengan tekanan publik akhirnya memutuskan bunuh diri dengan mengajak Ki Ha Myung.

Ki Ha Myung ditemukan oleh kakek tua yang pernah kehilangan anak dan dibesarkan sebagai Choi Dal Po. Choi Dal Po memiliki “keponakan” seumuran yaitu Choi In Ha, Choi In Ha sendiri ternyata adalah anak dari Sung Chang Ok yang bercerai dari suaminya. Konflik dimulai dari sini ditambah lagi setelah acara kuis di Televisi tersebut Choi In Ha bercita-cita menjadi seorang reporter, cita-cita ini juga menyeret Dal Po ke dunia yang sama.

Banyak pertanyaan yang membuat kita penasaran saat melihat drama ini yang membuat kita tidak bisa berhenti menontonnya sampai tamat. Apakah benar Ki Ho Sang masih hidup? Kenapa media saat itu besar-besaran memblow up berita Ki Ho Sang? Apakah Dal Po akhirnya menjadi reporter, profesi yang justru ia benci? Dan bagaimana dengan Choi In Ha yang menderita sindrom Pinocchio, apakah ia bsa menjadi reporter? Bagaimana jika keduanya jatuh cinta? Dan konflik lain yang tidak kalah seru.

Yang jelas Pinocchio adalah salah satu drama yang sayang untuk dilewatkan, drama ini membuat perasaan kita naik turun karena ada sedih, lucu, konyol semuanya jadi satu. Belum lagi pesan berharga ala drama Korea. Banyak orang bilang drama Korea menjual mimpi dan menurut saya disanalah letak kelebihannya, karena memberikan harapan bagi orang yang percaya dan mampu mewujudkan impiannya.
Lee Yo Bi sebagai Yoon Yo Rae
Pelajaran Berharga dari Drama Korea Pinocchio

Ketika menonton drama ini saya langsung teringat kondisi Indonesia sekarang karena kebetulan drama ini menceritakan persaingan 2 stasiun televisi dalam menyajikan berita dalam opini yang berbeda. Dalam drama tersebut diceritakan banyak berita tidak valid dan dilebih-lebihkan hanya untuk menutupi berita lain yang lebih besar, misalnya bagaimana sebuah kekuatan politis orang yang kuat bisa memanipulasi data berakibat hancurnya sebuah keluarga. Setelah menonton drama ini saya jadi merasa, oh jadi begitu ya? Berarti memang saya tidak boleh percaya berita di TV 100% apalagi saat ini stasiun televisi yang kita tonton menjadi milik para politikus yang punya kepentingan. 

Dan yang menyenangkan dari drama ini adalah meskipun para pendahulu punya kesalahan, para pembaharu tetap memiliki idealisme yang kuat. Kebenaran didapat dengan proses panjang dan penuh pengorbanan, tokoh utama harus mengorbankan orang-orang yang mereka sayangi untuk sebuah kebenaran. Mungkin ini hanya sebuah drama tapi semoga saja bisa memacu kita untuk tetap berpegang dalam prinsip-prinsip kebaikan di tengah dunia yang semakin abu-abu ini.

Tag : Korean Drama

Kuliner Cranky Crab Kelapa Gading

0 comments
31 Desember 2014

Akhir tahun kemarin, saya dan teman-teman memutuskan menghabiskan malam tahun baru di kasur masing-masing tapi sebelum itu terjadi kami berencana melaksanakan beberapa agenda 2014 yang belum kami laksanakan. Salah satu agenda itu adalah makan kepiting raksasa di daerah Kelapa Gading dan akhirnya kami memutuskan Cranky Crab sebagai tempat makan kami. Cranky Crab terletak di Jalan Boulevard Raya QF 1 No 1 Kelapa Gading (dari arah Mall Of Indonesia, bunderan belok kiri dan terus lurus ke depan). Sekitar 500m/1km baru kami temukan Cranky Crab, papan namanya tidak terlalu mencolok justru Happy Puppy lebih terlihat daripada Cranky Crab.

Sekitar pukul setengah 6 kami sampai disana, ruangan terlihat sepi pengunjung mungkin masih sore dan orang-orang masih dalam perjalanan pulang bekerja atau mungkin masih bekerja. Tata ruangannya cukup unik, sekilas tampak seperti di luar negeri. Belakangan ini di Indonesia terutama yang saya tau di Jakarta tempat makan tidak hanya mengandalkan rasa masakannya saja tapi juga tata ruang dan penyajiannya. Kami memilih di smoking area bukan karena kami akan merokok, tapi pemandangan dari arah ini memang benar-benar bagus, lagipula belum ada orang disana jadi kami tidak akan terganggu dengan asap rokok.

Pramusaji datang dan mulai memberikan menu kepada kami, dan seperti biasa saya jadi potograper amatir dadakan karena sangat ingin mengabadikan moment ini ke dalam blog. Teman saya sampai protes dan menyuruh saya duduk terlebih dahulu dan memilih menu. Tapi saya menolaknya karena merasa momen ini harus diabadikan karena ini adalah salah satu resolusi 2014 yang terwujud,hahaha. Entah apa yang dipikirkan pramusasi terhadap saya yang memalukan ini...




Kami bertanya kepada pramusaji ukuran kepiting yang tepat untuk bertiga dan kami disarankan untuk memilih yang Large, untuk saus kami juga bertanya saus apa yang populer disana dan mereka menawarkan saus asia untuk kepiting yang kami pesan. Selain kepiting kami memesan menu Mix Bag satu, yaitu campuran berbagai macam menu seafood yang terdiri dari udang, kerang dan lainnya. Sebagai pengganti nasi kami memesan mantau, saya sendiri belum pernah memakan mantau sementara teman yang lain sudah. Berikut daftar menu dan harga yang kami pesan. 


*Catatan : harga yang berlaku adalah harga pada tanggal 31 Desember 2014



Memasuki waktu sholat magrib kami solat terlebih dahulu jadi teman-teman tidak perlu khawatir karena disini juga ada tempat sholat yang letaknya di baseman. Tempat ini semakin ramai menjelang malam, beberapa keluarga mulai berdatangan meskipun mereka kebanyakan memilih no smoking area karena tempatnya yang lebih luas dan cocok untuk keluarga (mohon maaf tidak sempat memoto area ini). Kami cukup puas dan merasa sangat kenyang dengan menu ini belum lagi kepuasan saat memukul kepiting dengan palu besi yang besar. Saya sarankan untuk anda yang sedang ingin marah dan mencari pelampiasan agar makan disini dan anda dapat memukul kepiting sepuasnya. 
Selamat menikmati....


Tag : Culinary Jakarta

Terima kasih karena telah menemaniku

0 comments
Kita akan melakukan perjalanan ini bersama
Dalam perencanaan dan pelaksanaannya
Kita memulainya dengan penuh pertanyaan
Akan pergi kemana kita nanti?
Bisakah kita pulang ke rumah tanpa tersesat?

Kita tak bisa menjawab pertanyaan pertanyaan itu sekarang
Kita cuma yakin ada arus yg akan membawa kita pulang
Sebuah arus tak kasat mata yg juga membawa kita ke tempat ini
Dan tempat tempat lain yg mungkin akan kita kunjungi

Terima kasih karena telah menemaniku
Menjawab semua ragu yg sering kulontarkan padamu
Terima kasih karena tak pernah menghakimi
Pada semua keputusan bodoh yang telah kujalani

Terima kasih karena percaya
Pada jalan jalan rumit yg kupilih saat kita mendaki bersama

Apakah kita akan melanjutkan perjalanan ini?
Atau tetap disini, di tempat yg sekarang kita singgahi?
Karena aku mulai tak peduli
Asalkan kau tetap disini dan menemaniku

Jakarta 16 Januari 2015

While listening to Adele's song

"Should I give up?
Or should I just keep chasin' pavements
Even if it leads nowhere?
Or would it be a waste
Even if I knew my place?
Should I leave it there?
Should I give up?
Or should I just keep chasin' pavements
Even if it leads nowhere?"

Tag : Daily

Hostel Review in Singapore : 5footwayinn Project Boat Quay (English Article)

0 comments
After read many article and ask everyone who has gone to Singapore finally I made a decision to stay in 5footwayinn Boat Quay. Me and friends decided to stay in one hostel along we are in Singapore for saving time. I got the recomandation for this Hostel from two friends, mbak Vika a senior traveller and Ega my friend in college. Both of them have a good taste for a nice place to stay because they are expert in travelling.

We booked in 5 August 2014, less than 3 weeks before we go to Singapore. We directly booked in their official web www.5footwayinn.com/links/project-boat-quay.html. But maybe if you want the lower price you can book earlier in promotional web like Agoda or the others. Our number was four so we booked the room for 4 people, in website I read that room for 4 people is the Superior room with window. So even its just a hostel the room is enough with the fresh scenery because our room have a window and the scenery absolutely great. We can see Singapore River and Marina Bay directly from our window. I think there are some point that you must know from this Hostel.

1. View
View is the one of my reason to stay in this Hostel because I can see the icon of Singapore directly, Marina Bay. You know my budget is not enough to pay the room in Marina Bay hostel so for now its enough to just see this from this Hostel. Beside the Marina Bay, you can enjoy the Singapore river scenery in bright and dark grey both of those view are absolutely great.

2. Location
 
Location is the one of the important thing why I choose to stay here although the rate of this Hostel actually expensive if we compare with the other hostel (even if we compare with the other project of 5footwayinn). 5footwayinn Boatquay adreessed in 76 Boatquay Singapura. The location near from Merlion Park, Cavenah Bridge and the others. We can go there in 10-15 minutes by food. The near MRT station is Raffles and Clarke Quay, if you want to go somewhere you can choose one of them, depend on your destination.

When you get out from Hostel, the right way is the Rafles MRT station and the left is Clarke Quay. Don’t forget to ask the receptionist before you go out, they can help you to choose the best way to go to your destination. This Hostel sell the Universal Studio ticket that cheaper from the original, the original price are SGD 74 but in this Hostel you can get SGD 70.

3. The Food  

5footwayinn Boatquay in Singapura provide bread, milk and fruits for free breakfast and there is no free lunch and dinner. But you don’t need to worry, close from the Hostel there is a Mc D that open for 24 hours. We can go there if we are hungry and when feel desperate to found the food that familiar with us and cheap (range price SGD 3-5). For muslim traveller, I am so sorry i forgot to find the halal label on that Mc D restaurant because i always thing that every Mc D in this world are the same. So when you go there, maybe you can check it for me. And if we have a doubt for the meat we can eat french fries and burger without the meat to fullfill the empty stomach.

Actually there many restaurant that near the Hostel and located in Singapore river side that promoted their food along the way. For me it’s really expensive but the important point that we have to try this is they said the food is halal (they said that because they saw me who wearing the scarf) and of course because the scenery is so well worth it. I try that one and for me the price is really expensive, for the example is the price of “cah kangkung” a traditional vegetable food from Indonesia is about SGD 20. Its really surprising because I can get that food with SGD 3 in good restaurant Indonesia and of course if I cooked it my self I just spend just 2 sen to buy the vegetable, can you imagine what expensive they are for me? Of course because it was Singapore not Indonesia, haha. But don’t need to worry because some of them sometime give us discount so we have to ask politely what the real price is after the discount.

4. The Rate
You can chek it directly to this Hostel web. For me when I count the rate for this Hostel the price actually wow, a quarter of my travelling budget is for this and I didnt regret this. Because for me the place and service are awesome. This is for the detail :

Note :
That price is for 4 people for 3 days
- For the Sunday, the rate is more expensive SGD 176 ( the weekdays is SGD 160)
- The price we have to pay when booking is USD 52,16
- And the rest SGD 436,48 we pay that when check in
When we arrive there wehave to pay again SGD 20 for deposit of the key, this money will return to us when we are leave the hotel for check out.

Sorry i didn't take the photos of the room because I was just tired that day, so you can check that on the website of the Hostel because it was just the same.

Hope this article can help you to enjoy the travelling. Thank You.

Tags : Traveling, Singapura, English Article