Weekend...
Setiap weekend, saya dan teman sekantor punya kegiatan rutin pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan selama weekend. Tapi kali ini kami mencoret kegiatan tersebut dan menggantinya dengan pergi ke Pasar Senen dan Tanah Abang. Untuk Tanah Abang, saya sudah sangat-sangat sering kesana jadi kali ini saya akan fokuskan untuk Pasar Senen.
Pasar senen terletak di tengah-tengah kota Jakarta dan menjadikannya salah satu pusat perbelanjaan dan transportasi, disini mall, pasar, stasiun, terminal dan halte busway ada. Meskipun demikian, kesan seram dari daerah ini melekat begitu erat, saya sendiri memiliki pengalaman pribadi tentang cerita seram itu. Waktu itu saya kehilangan dompet yang untungnya hanya berisi uang senilai kurang lebih Rp 30rb sementara kartu-kartu sudah saya blokir begitu tau si dompet raib entah kemana.
Kembali ke acara weekend...
Kami berangkat dari terminal Pulo Gadung menuju Pasar Senen dengan bus mayasari bakti 507 tujuan Tanah Abang dan berhenti di Pasar Senen. Ada yang menarik selama perjalanan di bus, awalnya kami mendengarkan musik dangdut yang dibawakan oleh seorang pria lengkap dengan sound sysytem dan micnya, selanjutnya ibu-ibu paruh baya yang ada di sampingnya melanjutkam pertunjukkan dengan menyanyikan lagu Ayu Ting-Ting, saya terkagum-kagun dibuatnya bagaimana mungkin ibu ini punya suara yang begitu “imyut”. Di usianya, sudah waktunya ia menikmati hari-hari bahagia bersama cucu, tapi dia memilih bernyanyi di bus ini bukan mengemis atau lainnya. Dalam hati saya salut dengan beliau.
Selanjutnya setelah konser dangdut mini selesai, ada seorang pemuda yang naik di bus, ia berbicara dan berceramah, kali ini tentang definisi sabar yang ujung-ujungnya meminta sumbangan. Ia mengaku sebagai seorang mahasiswa IKJ yang sedang butuh bantuan dana untuk kuliah. Saya hanya memandang wajah teman saya, sepertinya wajah kami menanyakan hal yang sama.
Selama perjalanan saya terus berdiri hingga turun di Pasar Senen, selama itu saya mengamati penumpang yang ada di bus. Ibu-ibu ini penampilannya begitu sederhana dan selalu menyisihkan uangnya untuk para pengamen dan semacamnya. Mereka tidak banyak berfikir seperti saya, yang mereka tau hanya ingin berbagi. Pemikiran mereka begitu sederhana tentang definisi memberi, beda dengan saya yang selalu berfikir tentang benar atau salah dan layak atau tidak ketika ingin memberi sesuatu saat ada di bus. Di Jakarta yang katanya lebih kejam dari Ibu tiri ini, masih banyak orang baik. Kejam atau tidaknya sebuah kota ataupun keadaan tergantung dari persepsi dan sikap kita. Dan bagi saya, ibu-ibu ini adalah contohnya.
Kami pun turun Pasar Senen, dan masuk ke dalam Mall Atrium yang memiliki jembatan penyebrangan yang terhubung dengan Pasar. Akhirnya kami sampai di Pasar barang-barang bekas dan mulai berburu. Disini harga barang-barang berkisar antara 5rb-150rb dan jangan lupa untuk menawar, karena itu wajib! Saya sempet bengong karena ketika tanya harga tas bekas Rp 150rb, kondisinya tidak cukup bagus dan saya pikir itu terlalu mahal. Kemudian ibu-ibu disamping saya mengatakan “Tawar terus mbak, jangan ditelan mentah-mentah. Paling tidak separo harga”. Kami mengangguk dan kemudian pergi untuk hunting barang lain. Disini dijual bermacam-macam pakaian dan tas bekas mulai dari jaket, kaos, baju anak-anak sampai pakaian dalam.
Tujuan awal kami datang kesini adalah membeli jaket bekas layak pakai, tapi apa daya tak ada yng sesuai di hati. Akhirnya masing-masing membeli satu baju seharga 30rb dengan penawaran awal 40rb. Jangan tanya bajunya yang mana ya, karena saya akan tutup mulut! Hahaa.. Ya setidaknya kami membawa hasil ketika kesana. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Tanah Abang dengan kembali menaiki Bus Mayasari Bakti 507. Kali ini tak ada penyanyi lagi, saya asyik bernyanyi sambil berdiri karena waktu itu Always My Baby-nya David Cook lagi muter di bis. Teman saya hanya mendesis “Haduh, jangan malu2in”
Kemudian saya tertawa...
Mengutip quote dari mbak kos saya jaman kuliah “karena hidup adalah memaknai”
Jakarta 07 Maret 2014
0 comments :: Pasar Barang Bekas Pasar Senen
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar...