Kuliner Bogor – Pizza Bakar Kedai Kita

0 comments


Setelah seharian jalan-jalan di Kebun Raya Bogor, kami putuskan untuk melakukan kuliner di Kota Hujan. Tidak seperti pengalaman pertama saya ke Bogor sebelumnya yang berakhir makan di Bogor Town Square, kali ini saya putuskan untuk mencoba ke tampat lain. Kami menuju bagian informasi Kebun Raya Bogor untuk menanyakan tempat makan favorit dan terkenal di kota Bogor.  Setelah memperoleh informasi dan penjelasan dari petugas disana, kami pun berangkat. 

Dari Kebun Raya Bogor, kami naik angkot 08A menuju Hotel Pangrango. Tempat makan yang kami tuju, Kedai Kita terletak di dekat Hotel Pangrango. Tidak perlu khawatir kesulitan untuk mencarinya, karena dengan papan nama yang cukup  besar dan letaknya yang strategis kita mudah menemukannya. Dan tentunya jika naik kendaraan umum, jangan lupa untuk mengatakan kepada pengemudi bahwa kita berhenti di Hotel Pangrango.

Kami memesan menu yang hurufnya dicetak tebal, karena berdasarkan informasi pramusaji cetakan tebal tersebut diperuntukkan bagi menu favorit di Kedai Kita Bogor
Menu favorit di Kedai Kita, antara lain :
- Pizza Bakar/Calzone Beef Peperoni
- BBQ Smoke Beef
- Es Jeruk Kelapa Muda
- Steak Lidah Sapi
- Juice Strawberry
- dll


Berikut daftar harganya :



NB : Harga tersebut berlaku tgl 15 Maret 2014. Harga bisa berubah sewaktu-waktu.

Setelah perut sangat kenyang, kami pun pulang. Karena keberadaan taxi di Bogor cukup sulit, kami pun kembali naik angkot. Kali ini kami menuju stasiun menggunakan angkot 03 yang tempatnya agak jauh dari lokasi Kedai Kita. Oh ya, jangan lupa untuk menanyakan tujuan angkot yang akan kita naiki karena bisa jadi kita mengambil arah yang berlawanan dengan tempat tujuan kita.

Sekian, semoga bermanfaat
Bogor, 15 Maret 2014

Reply 2000

0 comments
Merasa pikiran saya penuh akhir-akhir ini karena nostalgia yang berkepanjangan, saya memutuskan untuk menulisnya. Daripada hanya memenuhi otak saja dan membuat dada sesak (halah lebay) ditulis mungkin lebih baik sekalian untuk mengabadikan kenangan kami (ceilehhh). Sindrom mau ditinggal nikah sahabat dekat sepertinya mempengaruhi psikologis saya untuk bernostalgia tentang apa yang telah kami lakukan selama ini.

Nia, sahabat saya yang akan menikah sepertinya juga melakukan hal yang sama. Dia juga sedang menulis tapi yang dia tulis sepertinya jauh lebih berat dari apa yang saya tulis karena dia sedang menulis novel, mungkin akan menjadi semacam semi- autobiografi, woww! Lalu saya? Ahh, nulis dua cerpen kemarin saja sudah membuat dada saya sesak dan pikiran tidak karuan, ternyata menulis bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi kalau itu sebenarnya semacam semi-autobiografi pasti nulisnya sambil mukul-dada yang sesak, imajinasi saya selalu berlebihan ya!  Ya ya ya, sudah cukup ngocehnya back to the main topic.

"REPLY 2000"
Kali ini saya hanya ingin me-Reply tentang film, drama, lagu  dan apapun menyangkut idola yang menjadi kesukaan kami (terutama saya) pada tahun 2000an. Maklum kami saat SMP bukan cewek gaul yang jadi cheerleaders sekolah atau semacamnya, karena memang hal semacam itu tidak ada, tapi kalaupun ada kami mungkin tak akan memilihnya. Kami hanya siswa biasa, kerjaan kami belajar, membolos, contekan dan untuk saya yang tidak ketinggalan adalah berkhayal! Yang jelek-jelek tidak perlu ditiru karena kami menyesalinya.

Terinspirasi dari judul drama Korea yang berjudul Reply 1997, saya putuskan untuk memberikan judul Reply 2000 pada tulisan ini. Maklum konon katanya Reply 1997 ceritanya mirip dengan kami jaman dulu, yaitu siswa biasa punya sahabat kemudian menjadi penggemar dari para idolanya, tidak jauh berbeda dengan kami. Yap, ternyata dibelahan dunia lain ternyata ada orang yang kurang lebih merasakan masa remaja yang sama. Yang pertama saya akan menyebutkan list-list dari favorit saya, selanjutnya kalau ada kesempatan mungkin saya akan membuat link review per list tersebut, itupun kalau saya sempat jadi sementara saya akan mencoba bikin ulasan singkatnya disini.
Check This Out!

Movie (Film Lepas) Korea


1. Ditto
2. My Tutor Friend
3. Lover Concerto
4. The Classic
5. Taegukki
6. Wanee And Junah
7. Ill Mare
8. Windstruck
9. My Sassy Girl

Drama Seri Korea

1. Sunflower
2. Endless Love
3. Summer Scent
4. Winter Sonata
5. Beautiful Days
6. Glass Shoes
7. Tough Guys Love
8. All About Eve
9. Hotelier
10. Friends (Korea Jepang)
11. Tomato

Movie (Film Lepas) Jepang

1. Space Traveller
Satu film saja yang saya ingat di tahun 2000an, karena Cuma satu makanya sangat membekas. Beberapa julukan untuk teman kami diambil dari nama tokoh film ini.

Dorama Jepang
1. Long Vacation
2. Love Generation
3. Suzuran
4. Perfect Love
5. Strawberry On The Shortcake
6. Kamisama
7. Beautiful Life
8. Beach Boys
9. You’re My Madonna
10. Love 2000
11. Forbidden Love
12. Great Teacher Onizuka

Movie (Film Lepas) Mandarin

1. Time and Hide
2. Fly Me To Polaris
3. The Avenging Fist

Drama Seri Mandarin
1. Silence
2. The Outsiders
3. Star Blue
4. Sonic Youth
5. Meteor Garden I
6. Mars
7. Farewell FireFly
8. 100% Senorita Twins
9. MVP Lovers
10. Proud Twins
11. Wind and Cloud

Penyanyi Korea

1. Bo A
Penyanyi satu ini tidak perlu dibahas tentang kepopulerannya pada tahun 2000an. Lagunya menjadi hits di negara-negara Asia termasuk Jepang, selain bahasa Korea ia juga fasih bahsa Jepang dan Mandarin. You’re Still My Number 1!
2. Kangta T.O.P
Kalau di Reply 1997 tokoh utamanya mengidolakan Tony Ahn T.O.P maka saat itu saya sangat mengidolakan Kangta T.O.P.  Lagu Kangta yang jadi favorit saya adalah Propose. Seorang teman mengingat saya ketika melihat Reply 1997, ah jadi terharu :’)
3. T.O.P
4. S.E.S
5. Fink KL
6. T.T.M.A

Penyanyi Jepang

1. Utada Hikaru
Utada merupakan salah satu penyanyi yang saya koleksi albumnya. Sesuka apapun saya pada penyanyi kalau nggak suka banget, juga ngga akan bela-belain beli kaset. Tapi untuk Utada Hikaru, saya memberikan pengecualian karena memang saya cocok sama lagu bahkan liriknya. Dari dulu saya suka dengan lagu dengan tagline “Tokyo” dan ada satu lagu nya yang berjudul Tokyo Night yang merupakan salah satu lagu favorit saya.
2. Ayumi Hamasaki
3. Smash
4. V6
5. Do As Invinity
Lagu-lagu  DAI banyak mengisi OST dorama dan anime, jadi wajar kalau saya memasukkannya sebagai penyanyi yang saya sukai saat itu.
6. Kat-Tun
7. Laruku
8. Hirai Ken

Penyanyi Mandarin

1. Wang Lee Hom
Sempat menjadikannya salah satu icon idola saya, sampe punya satu buku besar dan isinya semua artikel berita yang berisi tentangnya. Dan saya menyadari sekarang, rasa suka itu sebenarnya agak dipaksakan karena saya ingin fokus pada satu hal (satu idola), sayangnya tidak bisa. Waduhh, saya benar-benar mengerikan! haha
2. Jay Chou
Nah ini nih, meskipun saya tidak terlihat sangat menyukainya tapi lagu-lagunyalah yang mengisi kaset rekaman saya. maklum saya hidup di desa dan sangat sulit untuk beli kaset aslinya, jadi biasa merekam lagu-lagu favorit dengan kaset kosong.
3. Vic Chou
Salah satu personal F4 yang paling saya suka suaranya dan sempat mengeluarkan album solo.
4. F4
Hoo, siapa sih yang nggak tahu F4 di tahun 2000an? Serial ini meledak di seluruh Asia saat itu dan menjadikan para pemainnya sebagai idola Asia.
5. 5566
Saya pikir 5566 tidak kalah keren dari F4, serialnya MVP Lover juga lumayan terkenal.

Kalau saya baca lagi tulisan di atas, ternyata banyak hal yang saya sembunyikan dulunya. Sesuatu yang sepertinya saya sangat suka, bisa jadi sebenarnya biasa saja. Dan sebaliknya, saya sangat suka tapi memilih untuk menyukainya diam-diam. Ternyata kebiasaan ini tidak hanya ada di kehidupan cinta saya tetapi juga mempengaruhi cara saya menyukai berbagai macam hal yang berbau Asia Timur. Eh kok malah curhat, uppsss! hahaha

Cinta Pertama Itu Berawal Dari Bunga Cinta a.k.a Sunflower

0 comments
Suatu hari teman sekantor bertanya
"Kamu kok sukanya oppa-oppa sih Ran?"
"Hahaa, aku memang korea lovers jaman dulu mbak. Makanya suka yang tua tua"

Obrolan itu membawa memory saya kembali ke masa dimana saya mengenal drama Korea untuk pertama kalinya. Saya yang sedari kecil suka film bermata sipit tidaklah mengherankan jika akhirnya jatuh hati pada drama Korea. Rasa suka saya terhadap bangsa Asia Timur cukup besar sejak saya melihat Tokyo Love Story, sepertinya sejak hari itu semua film bermata sipit akan selalu saya tonton. Saya tdk bisa memilih salah satu, antara Jepang Korea dan Mandarin karena ketiganya memiliki tempat tersendiri di hati saya. Dan kali ini saya akan membahas ttg Korea.

Tidak banyak yang tahu bahwa drama Korea yang pertama kali tayang di Indonesia adalah Sunflower, yang saat itu punya judul Indonesia Bunga Cinta. Orang akan berfikir Indosiarlah yang menayangkan pertama kali drama Korea yang sangat terkenal saat itu seperti Endless Love, All About Eve dan yang lainnya. Tapi sayang dugaan itu salah, karena di dalam memory saya Bunga Cintalah yang pertama kali tayang di Indonesia melalui Trans TV. Waktu itu Bunga Cinta menggantikan dorama Jepang favorit saya, Suzuran. Gara-gara Suzuran juga, saya dan seorang sahabat sampai punya obsesi ke Jepang utk menemukan "mata air ajaib" yang ada di dorama tersebut. Setelah Suzuran berakhir, saya tidak berharap banyak karena Dorama ini sangat bagus. Tapi Trans TV yang waktu itu masih stasiun baru dan banyak melakukan gebrakan akhirnya menayangkan "Bunga Cinta" sebagai pengganti Suzuran.
Bunga cinta menceritakan tentang kisah para dokter dan segala permasalahannya. Mskipun sekarang sudah banyak sekali drama Korea yang menceritakan tentang dunia kedokteran, tapi saya pikir tidak ada yang bisa mengalahkan Bunga Cinta di hati saya. Sebuah drama selalu memiliki tokoh utama, begitu juga dengan Bunga Cinta. Tetapi drama ini benar-benar bertabur bintang, selain tokoh sentral Ahn Jae Wook dan Kim Hee Sun drama itu juga dibintangi aktris dan aktor tenar yang bahkan masih bersinar sampai sekarang. Han Jae Suhk, Cha Tae Hyun, Choi Kang Hee, Kim Jung Eun  adalah pemain Bunga Cinta, coba googling, kalian akan menemukan banyak film lepas dan drama mereka yang terkenal. Selain bertabur bintang, drama ini tidak hanya fokus pada satu cerita, tetapi banyak, semua latar belakang masing-masing pemain dijelaskan dengan jelas termasuk kisah cintanya.

Gambar di ambil dari sini
Episode awal saya tidak tau film ini film negara mana. Orang awam selalu menyebut semua film bermata sipit adalah film China, tapi bagi saya yang maniak Asia Timur hafal betul dengan karakter wajah dan tulisan masing-masing negara. Yang jelas bukan film Jepang kalau melihat dari tulisan dan orangnya apalagi China/Mandarin, jelas bukan karena tidak ada huruf China sama sekali di nama pemainnya. Yang saya tau tulisannya bulat-bulat, saya dan teman-teman menulis ulang nama pemain drama tersebut dan jadilah tulisan bulat-bulat itu teka-teki yang harus dipecahkan. Waktu itu informasi ttg bintang Asia Timur sangat sulit didapatkan apalagi Korea yang notabenya masih baru untuk pembuatan drama. Hanya saja intuisi saya waktu itu mengarah kuat ke Korea, negara tetangga Jepang.
Saya sangat menyukai Bunga Cinta dan tidak meninggalkan satu episode pun. Waktu itu saya bahkan mengingat brapa lama waktu saya meninggalkan adegan drama tsb, mskipun itu 5 menit ketika ingin ke kamar kecil. Mengapa demikian? Karena berbeda dengan Suzuran yg alurnya lambat dan terdiri lbh dr seratus episode, Bunga Cinta beralur sangat cepat dan setiap adegan membuat jantung berdetak kencang. Karena Bunga Cintalah, saya punya sahabat yang selanjutnya kami sebut KYNA yang akhirnya berubah menjadi F4 setelah Meteor Garden tayang(kalo diingat-ingat lucu dan norak ya,haha). Tapi begitulah kami yang saat itu duduk di bangku SMP, bahkan gara-gara Bunga Cinta saya memilih PMR (Palang Merah Remaja) sebagai ekskul pilihan.

Jakarta, 11 Maret 2014

Tag : Korean Drama

Pasar Barang Bekas Pasar Senen

0 comments
Weekend...  

Setiap weekend, saya dan teman sekantor punya kegiatan rutin pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan selama weekend. Tapi kali ini kami mencoret kegiatan tersebut dan menggantinya dengan pergi ke Pasar Senen dan Tanah Abang. Untuk Tanah Abang, saya sudah sangat-sangat sering kesana jadi kali ini saya akan fokuskan untuk Pasar Senen. 

Pasar senen terletak di tengah-tengah kota Jakarta dan menjadikannya salah satu pusat perbelanjaan dan transportasi, disini mall, pasar, stasiun, terminal dan halte busway ada. Meskipun demikian, kesan seram dari daerah ini melekat begitu erat, saya sendiri memiliki pengalaman pribadi tentang cerita seram itu. Waktu itu saya kehilangan dompet yang untungnya hanya berisi uang senilai kurang lebih Rp 30rb sementara kartu-kartu sudah saya blokir begitu tau si dompet raib entah kemana.

Kembali ke acara weekend...

Kami berangkat dari terminal Pulo Gadung menuju Pasar Senen dengan bus mayasari bakti 507 tujuan Tanah Abang dan berhenti di Pasar Senen. Ada yang menarik selama perjalanan di bus, awalnya kami mendengarkan musik dangdut yang dibawakan oleh seorang pria lengkap dengan sound sysytem dan micnya, selanjutnya ibu-ibu paruh baya yang ada di sampingnya melanjutkam pertunjukkan dengan menyanyikan lagu Ayu Ting-Ting, saya terkagum-kagun dibuatnya bagaimana mungkin ibu ini punya suara yang begitu “imyut”. Di usianya, sudah waktunya ia menikmati hari-hari bahagia bersama cucu, tapi dia memilih bernyanyi di bus ini bukan mengemis atau lainnya. Dalam hati saya salut dengan beliau.  

Selanjutnya setelah konser dangdut mini selesai, ada seorang pemuda yang naik di bus, ia berbicara dan berceramah,  kali ini tentang definisi sabar yang ujung-ujungnya meminta sumbangan. Ia mengaku sebagai seorang mahasiswa IKJ yang sedang butuh bantuan dana untuk kuliah. Saya hanya memandang wajah teman saya, sepertinya wajah kami menanyakan hal yang sama. 

Selama perjalanan saya terus berdiri hingga turun di Pasar Senen,  selama itu saya mengamati penumpang yang ada di bus. Ibu-ibu ini penampilannya begitu sederhana dan selalu menyisihkan uangnya untuk para pengamen dan semacamnya. Mereka tidak banyak berfikir seperti saya, yang mereka tau hanya ingin berbagi. Pemikiran mereka begitu sederhana tentang definisi memberi, beda dengan saya yang selalu berfikir tentang benar atau salah dan layak atau tidak ketika ingin memberi sesuatu saat ada di bus.  Di Jakarta yang katanya lebih kejam dari Ibu tiri ini, masih banyak orang baik. Kejam atau tidaknya sebuah kota ataupun keadaan tergantung dari persepsi dan sikap kita. Dan bagi saya, ibu-ibu ini adalah contohnya.
Kami pun turun Pasar Senen, dan masuk ke dalam Mall Atrium yang memiliki jembatan penyebrangan yang terhubung dengan Pasar. Akhirnya kami sampai di Pasar barang-barang bekas dan mulai berburu. Disini harga barang-barang berkisar antara 5rb-150rb dan jangan lupa untuk menawar, karena itu wajib! Saya sempet bengong karena ketika tanya harga tas bekas Rp 150rb, kondisinya tidak cukup bagus dan saya pikir itu terlalu mahal. Kemudian ibu-ibu disamping saya mengatakan “Tawar terus mbak, jangan ditelan mentah-mentah. Paling tidak separo harga”. Kami mengangguk dan kemudian pergi untuk hunting barang lain. Disini dijual bermacam-macam pakaian dan tas bekas mulai dari jaket, kaos, baju anak-anak sampai pakaian dalam.
Tujuan awal kami datang kesini adalah membeli jaket bekas layak pakai, tapi apa daya tak ada yng sesuai di hati. Akhirnya masing-masing membeli satu baju seharga 30rb dengan penawaran awal 40rb. Jangan tanya bajunya yang mana ya, karena saya akan tutup mulut! Hahaa.. Ya setidaknya kami membawa hasil ketika kesana. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Tanah Abang dengan kembali menaiki Bus Mayasari Bakti 507. Kali ini tak ada penyanyi lagi, saya asyik bernyanyi sambil berdiri karena waktu itu Always My Baby-nya David Cook lagi muter di bis. Teman saya hanya mendesis “Haduh, jangan malu2in”

Kemudian saya tertawa...

Mengutip quote dari mbak kos saya jaman kuliah “karena hidup adalah memaknai”

Jakarta 07 Maret 2014