Pulau Harapan Part II (Kepulauan Seribu)

0 comments
Pulau Bira, Pulau Kelapa Dua


 Setengah hari lagi waktu liburan kami habis, akhirnya kami putuskan ikut tour keliling pulau dengan menambah ongkos sebesar 30 rb. Tujuan pertama adalah pulau bira besar, airnya sangat bening, rasanya pengen nyemplung lagi. Tapi sayang di kapal ngga ada peralatan snorkling dan di dasar lautnya banyak bulu babi. Kami pun keliling pantai sambil foto-foto. di Pulau ini cukup luas dengan beberapa penginapan dari kayu, semacam resort gtu. Tapi karena tidak perpenghuni jadi kesannya tidak terawat, padahal benar-benar bagus lhoo.. Seperti pulau tempat peristirahatan.


Bener-bener pgn njebur lagi, tp mengingat ombak pasang dan kami yang akan pulang jam 11 nanti niat njebur saya urungkan. Waktu berlalu, guide lokal mulai ngingetin kami lagi untuk kembali ke Perahu untuk menuju tujuan selanjutnya yaitu penangkaran Penyu yang terletak di Pulau Kelapa Dua.


Sesampainya di pulau Kelapa Dua, terik matahari menyambut kami. Tidak seperti bayangan saya tentang penangkaran penyu, di pulau ini saya hanya melihat deretan kelapa dan pulau penduduk. Penangkaran penyu yang sudah saya kunjungi sebelumnya ada di pulau Bali, disana pengangkaran penyu memiliki satu pulau khusus untuk penangkaran penyu dan hewan lain. Sementara itu di pulau ini, didominasi oleh rumah penduduk. Eits,, tapi tunggu dulu, rumah penduduk disini beda lhoo.. Ini desa yang dikelilingi pantai, tapi rumah penduduk di pulau kelapa dua berbentuk rumah panggung. Berdasarkan informasi orang-orang, disini tinggal suku bugis, makanya rumahnya pake rumah panggung.

Setelah  berjalan beberapa saat akhirnya ditemukan tempat penangkaran penyu. Dengan tiket seharga 3000 rupiah, kami masuk ke dalam dan pegang-pegang penyu sepuasnya,.. hihihi
Di sebelah penangkaran penyu, ada budidaya manggrove. Saya membayangkan, kalau budidaya ini berhasil tempat yang gersang dan panas ini pasti akan lebih baik karena banyak pohon. Smoga pohon-pohon Manggrovenya cepet tumbuh...

Akhirnya kami pulang menuju penginapan, setelah beres-beres barang, akhirnya kami menuju kapal menuju Muara Angke yang sudah bersandar di dermaga. It's hard to say goodbye to this vacation..


And I believe, a thousand miles always begins with a single step.


Pulau Harapan Part I (Kepulauan Seribu)

0 comments

Muara Angke, Pulau Harapan, Pulau Matahari, Pulau Gosong, Pulau Bulat

Setelah ditunda selama 2 minggu akhirnya kami berngkat untuk ikut tour ke pulau harapan. Kali ini kami tidak backpacker tapi menggunakan jasa travel dengan biaya 280rb include penginapan, jelajah pulau, snorkling dan kamera underwater, makan 3x, exclude kapal PP. Penundaan dilakukan karena cuaca buruk, dan alhamdulillah kami berangkat pada tanggal 30 November 2013 ketika cuaca sangat cerah.

Saya menginap di kosan teman, di daerah kota tua. Paginya kami bertiga naik taxi menuju Muara Angke. Kali ini supir taxinya agak cerewet, mungkin karena nggak mau becek dan macet kami diturunkan di jembatan menuju muara angke dengan alasan macet. Karena lokasi pelabuhan cukup jauh dari jembatan, kami melanjutkan dengan naik odong-odong, cukup asyik karena kalau kami tetap naik taxi kami pasti tidak bisa merasakan bau khas muara angke yang benar-benar "mempesona". Sesampainya di Pelabuhan, kami membeli tiket seharaga Rp 40rb untuk masing-masing penumpang dengan tujuan terakhir pulau harapan.

Pulau harapan terletak dibagian paling ujung kepulauan seribu, dibanding pulau bidadari atau pramuka. Dengan perjalanan 3 jam cukup untuk membuat kami tidur dan terlelap di kapal. Sudah terlihat seperti imigran gelap yang mau di ekspor loh!
Sesampainya di Pulau Harapan kami disuguhi pemandangan yang indah, lautnya bersih, buat saya yang belum pernah ke kepulauan seribu ya ngiler2 gtu. Dan makin ngiler ketika disambut telur gulung ala kepulauan seribu, hmmm enaak!!!

Pulau harapan tidak memiliki pantai berpasir di ujungnya, karena seluruh pulau dikelilingi oleh pantai yang sudah di cor dengan beton. Tujuan wisata kami memang bukan pulau harapan meskipun judul tournya pulau harapan, karena objek wisata yang sebenarnya adalah pulau di sekeliling pulau harapan. Karena pulau harapan berpenghuni, pulau ini dijadikan tempat singgah bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi pulau-pulau disekitarnya.

Setelah beristirahat sejenak dan solat dhuhur kami langsung naik kapal lagi, jadwal kali ini adalah snorkling dan keliling pulau. Untuk spot pertama kami melakukan snorkling di area pulau matahari. Untuk saya yang ngga pernah snorkling cukup terwonder-wonder dengan keindahan taman bawah laut ciptaan Allah. Subhannallah, luar biasa indahnya.... Sayangnya kamera si Bapak ngga begitu bagus pas moto kita dan karangnya. Kameranya berembun, hiks hiks. Spot snorkling yang kedua entah ada dimana, yang jelas di tengah-tengah laut. Meskipun badan udah capek dan baju udah mulai kering kena angin laut, saya memutuskan njebur lagi.

Setelah snorklingnya puas dan badan terasa mulai benar-benar capek akhirnya kami jelajah pulau. Tidak sesuai jadwal yang ada di itenary, kami seharusnya ke pulau bira, pulau kelapa dan lainnya. Tp Pak guidenya ngajak kita ke pulau gosong. Saya suka pulau ini, sebuah pulau yang tidak berpenghuni dan bahkan tidak ada pohon sm sekali. Hanya sebuah gundukan pasir putih bersih. Tidak menyangka kalau di Jakarta ada tempat seindah ini. Dan saya mulai menceburkan diri ke laut lagi,rasanya kayak anak kecil yang girang ketemu air. hihihihi...

Ke pantai kurang lengkap tanpa melihat sunset, kapal kami selanjutnya berlabuh di pulau bulat... Disambut gapura berbentuk gading gajah, kami pun berkeliling pulau. Pulau ini pas untuk melihat sunset, karena matahari tepat ada di depan.

Luas pulau yang tdk terllau besar memudahkan guide menemukan kami ketika kami jalan-jalan. Setelah puas menikmati sunset, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Pulau Harapan.

Setelah puas makan di tempat menginap, kami putuskan tidur, karena di sekeliling pulau tak ada pantai berpasir.

Street Food Festival La Piazza Kelapa Gading

0 comments
Setelah membatalkan acara nonton ke Grand Indonesia karena bangun kesiangan. Saya dapat inpo dari teman se Batch jaman pelatihan kalo ada Street Food Festival di La Piazza Kelapa Gading, wah deket banget sama kos, batin saya dalam hati. dilihat dari judul acaranya, bisa dibayangkan bakal ada makanan dimana-mana. La Piazza sudah menjadi gudang makanan sehari-hari, ditambah festival ini pasti lebih ramai lagi, dan akhirnya saya putuskan menengok kesana, kebetulan ada teman yang menginap dikos, jadi ada teman untuk sekedar incip-incip makanan.


Dari kos yang beralamat di Perumahan Walikota Kelapa Gading, Jakarta Utara, kami naik angkot 37 langsung turun tepat di depan pintu masuk La Piazza. Sesampainya disana hujan gerimis tetapi suasana cukup ramai, karena bertepatan dengan jam makan siang. Kami berputar-putar untuk mencari makanan yang bisa mengisi perut yang kebetulan sedang kosong. Halaman La Piazza disulap menjadi festival makanan, semua ada disini, mulai dari Baso Sapi sampai makanan mall ala Sushi Tei.




Pada awalnya kami tergoda untuk mencicipi sate madura, tapi eits tunggu dulu. Bukannya kami udah sering makan sate madura ya? Kyknya kudu coba yang lain deh, yang memang belum pernah kami coba. Datang ke food festival seharusnya memang nyoba sesuatu yang beda. Kalau ada festival gini, masalahnya bukan lidah lagi tapi sudah atau belum pernah mencoba bukan?Dan akhirnya kami memilih masakan Thailand meskipun yang dipilihpun ujung-ujungnya nasi goreng!


Kami memesan satu kotak nasi goreng seharga 25rb, isinya lumayan banyak, cukup untuk 2 orang dan uniknya kami bisa mencampur 2 jenis nasi goreng dalam satu pesanan seharga 25rb. Waktu itu kami memilih Salty Fish dan Tom Yam Fried Rice. Untuk rasa? mmm saya pikir saya bukan Pak Bondan yang bisa netral menilai makanan, meskipun akhirnya tidak habis tapi rasanya tidak buruk kok. Maklum lidah saya ini benar-benar lidah Jawa, bukan cuma medoknya saja ternyata. Oh ya betewe eniwei yang paling penting adalah ketika membayar ternyata ngga bisa pake uang cash sodara-sodara!!! Acaranya ini disponsori oleh salah satu Bank yang dari tadi saya liat logo-nya, cm ngga nyadar aja kalo harus pake kartu debet atau kartu pra bayarnya. Kebetulan Banknya ini saingan berat tempat saya bekerja sekarang, jadi ya rada ga ikhlas pas harus beli voucernya seharga 100rb :'(. Tapi ya gmn lagi, nasi udah terlanjur dipesan,wkwkwkwk. Emang mau balik ke kos lagi kalo tau? ngga mgkn juga kan :D


Selain nasi goreng, kami juga mencicipi Thai Creep Sheet, saya suka karena manis, isinya telor campur kelapa, bisa bayangin ngga rasanya?hahaha. Kami juga sempat mencoba bakso, dan minumannya tetap teh botoh sosro. Baru kali ini juga beli teh botol pake kartu Pra Bayar. Teman saya berkali-kali bilang, La Piazza memang selalu menarik, dan saya mengamini kata-katanya. Di penat dan riuhnya Jakarta, daerah Kelapa Gading memang selalu menyejukkan (cie mentang-mentang tinggal disono), ada-ada saja acara yang dibuat, mulai dari rumah hantu sampai festival makanan, Indonesian Idol juga ada lho!


Hayooo buat anda yang suka Kuliner wajib dtg yaa, acaranya 21 November - 01 Desember 2013, masih ada waktu 1 minggu lagi!

Dan kartu Pra Bayar itu sisanya saya belikan jajan di Indomaret, untung ngga hangus :P

Review Film You're The Apple of My Eye

1 comments

Yah, let's go to the review of the most my favourite film now, You're the apple of my eye.



You're the apple of my eye adalah sebuah film Taiwan yang diangkat dari semi-autobiography si penulis sekaligus sutradara film ini, Giden Ko. It means, this is based on true story. Menceritakan tentang masa-masa SMA dan segala kegilaanya. Banyak yang membandingkan film ini dengan film Thailand Crazy Little Thing Called Love, Tapi menurut saya keduanya jauh berbeda meskipun sama-sama menitikberatkan pada tema yang sama, cinta pertama.


Cerita 5 orang sahabat yang menyukai dan mengejar gadis yang sama, Sen Chia Yi. Sen Chia Yi adalah seorang gadis pintar dan menarik di kelas, disukai banyak pria. Jika di dalam cerita Ko Ci Teng terlihat mengejar-ngejar dan sangat menyukai Sen Chia Yi seperti teman-temannya yang lain, maka menurut sudut pandang saya justru sebaliknya. Berbeda dengan teman-temannya yang mengidolakan Sen Chia Yi, awalnya Ko Ci Teng justru tidak begitu suka dengan Sen Chia Yi, ia malah mengidolakan seorang artis mandarin. Dia  tidak tertarik dengan Sen Chia Yi karena selalu jutek dan membencinya sebagai seorang siswa yang malas.



Ko Ci Teng dihukum untuk menggantikan Sen Cia Yi
Sampai pada suatu hari ketika Sen Chi Yi lupa tidak membawa buku Bahasa Inggris, dengan Ksatria Ko Teng meminjamkan buku padanya, sehingga dia yang di hukum bukan Sen Chia Yi. Disitulah benih-benih cinta Sen Chia Yi tumbuh, dia mulai menaruh perhatian dan peduli pada Koteng. begitu pula sebaliknya, Koteng perlahan menyukai Sen Chia Yi dan dengan blak-blakan mengungkapkannya. Sayangnya Ko Teng tidak pernah tau dan takut untuk tahu perasaan Sen Chia Yi yang sebenarnya.


Setiap moment dan percakapan yang ada di film ini cukup menyentuh dan banyak terjadi di kehidupan sehari-hari siswa SMA. Lebih mewakili kehidupan kita dibandingkan sinetron Indonesia. Meskipun ada beberapa scene yang sebenarnya tidak perlu, scene yang saya maksud misalkan tentang masturbasi dan yang lainnya. Untungnya hal ini tidak mengurangi esensi yang ingin disampaikan oleh Sang Sutradara sekaligus penulis dari buku "In Those Bygone Years, The Girl We All Went After".




Beberapa quote yang ada di film ini :

Dalam kehidupan manusia memang banyak usaha yang tidak membuahkan hasil - Sen Chia Yi-
Tidak seperti tes, setiap soal yang rumit pasti ada jawabannya. Dalam kehidupan nyata, ada beberapa hal yang selamanya tidak ada jawabannya -Ko Ci teng-
Membuat dunia ini berubah karena ada aku, meskipun hanya sedikit. (Dan kamu adalah satu-satunya orang yang akan membuat duniaku lebih baik) -Ko Ci teng-


Saat kelulusan, masing-masing dari mereka menyebutkan impiannya masing-masing, termasuk Ko Ci Teng Dan saya pikir Ko Ci Teng (Giden Ko), berhasil mewujudkan impiannya, karena melalui buku dan dan film ini dia berhasil membuat dunia berubah, meskipun mungkin hanya sedikit.
Dalam pertumbuhan menuju dewasa, hal yang paling kejam adalah perempuan selamanya selalu lebih dewasa dari laki-laki seumurnya. Kedewasaan seorang perempuan, tidak ada
satupun laki-laki yang bisa menampungnya. -Ko Ci teng-
Karena pernah kamu sukai, aku jadi sulit untuk merasa orang lain benar-benar menyukaiku - Sen Chia Yi-
Dalam percintaan, masa paling romantis adalah masa-masa pendekatan. Pada saat sudah benar-benar jadian,banyak perasaan yang akan hilang. Jadi aku berpikir, lebih baik aku
membiarkanmu mengejarku lebih lama - Sen Chia Yi-
apa kamu percaya dengan dimensi paralel?
Mungkin, di dimensi paralel itu,kita sekarang bersama
Benar-benar iri terhadap mereka ya
Terima kasih karena kamu telah menyukaiku
Aku juga suka, pada diriku yang menyukaimu saat itu - Ko Ci Teng & Sen Chia Yi-
Jadi, orang yang bisa mewujudkan impian, bukanlah selalu orang yang pintar. Melainkan orang yang tidak pernah menyerah -Ko Ci teng-
Aku salah...Ternyata, ketika kamu sangat-sangat menyukai seorang wanita. ketika ada seseorang yang mengasihinya, mencintainya. Maka kamu akan benar-benar dari hati yang paling dalam mendoakan dia, bahagia selamanya -Ko Ci teng-
Nyesek banget liat film ini, meskipun akhirnya "happy ending". Berbeda dengan crazy little thing called love yang endingnya menurut saya agak sedikit dipaksakan, film ini justru sebaliknya, endingnya benar-benar ciamik dan sangat menyentuh, saya benar-benar nangis bombay dibuatnya. Saya pikir, film ini tidak hanya mengharukan, tapi cukup bijak dalam menyajikan cinta yang sebenarnya, cinta yang tulus dan apa adanya *cielehhhh bahasa saya.

Kalau kita perhatikan, film Indonesia cenderung lebih berani. Bahkan film yang banyak dipuji semacam Ada Apa dengan Cinta, masih ada adegan ciuman  bibir anak SMA sedangkan film ini malah tidak ada. Indonesia bagaimana kabarmu? Bisakah menghasilkan film yang berkualitas tanpa memberikan contoh yang buruk? Saya hanya bisa bilang semoga...
Does first love never die?

Yes, but not means it will stay forever. True love did it.

Yang Tebaik

0 comments
Yang terbaik

Entahh sejak kapan saya mendengar istilah ini. Tapi pemahaman akan kata "yang terbaik" tidak begitu saja datang, perlu proses untuk memahaminya.

Oktober 2010, setelah di wisuda dari kampus tercinta layaknya pencari kerja yang lain, saya hunting kesana kemari. Tak ada bosan memasukkan berlembar-lembar CV ke amplop coklat dan mengirimkannya lewat pos ataupun job fair kampus. Sampai pada akhirnya, saya fokus pada satu lowongan pekerjaan yang mengantar saya sampai pada tes tahap akhir. Well, I am so glad you know. Pekerjaan ini bukan saya saja yang menginginkannya, tetapi juga orang tua saya. Tidak bisa saya bayangkan, betapa senangnya mereka jika saya bisa diterima. Sampai pada pengumuman tahap akhir, saya menunggu dan terus menunggu. Sesekali saya contact dengan peserta tes lain, termasuk dengan kompetitor saya sendiri. Sebagai catatan, yang diambil hanya satu, otomatis jika saya diterima maka dia tidak, begitu pula sebaliknya. Komentar pertama yang keluar dari mulutnya hanya "minta saja yang terbaik". Saya megiyakan, tapi dalam hati merengek tanpa henti ingin saya yang diterima. Toh teman saya itu sudah bekerja, saya lebih membutuhkan pekerjaan ini di banding siapapun.

Sampai pada hari pengumuman itu datang. Saya cek website, dan mata saya tertuju pada nama teman saya itu. Saat itu saya masih berharap menemukan nama saya disana, berharap ada keajaiban disana. Berharap mungkin panitia memutuskan mengambil kami semua, atau kemungkinan-kemungkinan yang lain. Setelah mata saya lelah mencari nama saya, kemudian berganti tubuh saya mulai lemas, saya pulang ke rumah dan berharap bisa kuat. Akhirnya menangis sejadi-jadinya dipelukan ibu. Saya berusaha menerima, mungkin ini yang terbaik, tapi hati saya tak henti berontak dan bertanya mengapa. Karena jujur saja, saat itu saya hanya fokus disana, tidak mencoba aplly ke tempat lain karena tidak ingin konsentrasi saya pecah. Jadi ketika gagal, saya tidak punya pegangan lain lagi.

Dan hidup terus berlanjut. Beruntung saya punya ibu yang luar biasa, yang selalu bisa membuat saya bangkit dan hidup lagi. Setelah itu saya kesetanan mencari kerja. Mulai memasukkan berlembar-lembar CV ke amplop berwarna coklat kembali. Menjadi pengangguran itu rasanya tersiksa, lbh tersiksa dibanding deadline Tugas Akhir. Dan ibu saya yang luar biasa pun mempersilahkan saya liburan tahun baru di Bali. Jangan kira orang tua saya kaya karena menyuruh tahun baruan ke Bali, tapi mereka memang sellau tau apa yang dibutuhkan anaknya. Dan liburan tahun baru itu memang sangat murah, makanya saya mau

Liburan tahun baru dengan teman-teman baru sungguh sangat luar biasa. Too many story,.. Dalam hati saya bilang,kalau saya jadi ketrima, saya ngga bisa menikmati tahun baru di Bali dan bertemu orang-orang ini. Sepulang dari Bali perburuan kembali di mulai dan tibalah saya di Tjiwi Kimia. Entah bagaimana prosesnya, saya ada disana.

Akhirnya saya diterima dan bekerja di Tjiwi Kimia. Banyak cerita, banyak pelajaran dan tentu saja banyak teman. satu per satu dari makna "yang terbaik" mulai saya dapatkan. Banyak pelajaran hidup yang saya dapat. Perasaan bahagia itu datang bergantian, saya tidak pernah lupa bahwa saya pernah gagal dan sangat kecewa. Dan ingatan itu mengajarkan untuk menghargai apa yang saya miliki saat ini. Kebahagiaan-kebahagian itu datang untuk membuktikan bahwa "yang terbaik" itu memang selalu indah.

Waktu berlalu dan saya tidak bertambah bijak, bahkan masih alay dan lebay. Masih suka harap-harap cemas akan apa yang terjadi besok. Masih selalu berharap apa yang saya harapkan akan terjadi, masih mendendangkan hal-hal sendu jika itu tidak terwujud. Masih merengek manja pada sahabat tentang keinginan-keinginan hati yang tidak pernah berhenti meminta.

Meskipun begitu, tak lupa saya selipkan "yang terbaik" di balik harapan-harapan egois itu. Berharap Dia lah yang memilihkannya, sama atau tidak dengan harapan saya, pasti pilihanNya yang terbaik. Syukur-syukur kalau sama, indahnya harapan itu jika sudah disertai ridhoNya. Tapi jika tidak, maka saya harus belajar lagi, belajar banyak hal untuk menerima dan mengerti, untuk kembali memahami arti "yang terbaik". Manusia berhak memilih dan wajib untuk memperjuangkan apa yang diinginkan, tapi Dia lah Maha Mengetahui segala sesuatu. Karena pilihan manusia boleh salah, tapi Dia tidak akan pernah salah.

Kata mbah Einsten di hukum relativitasnya, satu-satunya kepastian di dunia ini adalah ketidak pastian itu sendiri. Dan Tuhan memelihara ketidakpastian itu kepada seluruh umat manusia agar manusia terus belajar, terus bermimpi dan ujung-ujungnya kita akan kembali kepada-Nya | 5 cm

Tag : Daily